Jendela Nusantara

Sabdo Palon & Naya Genggong Nagih Janji

Hubungan Antara Jawa dan Israel

Jerusalem Israel
Jakarta (PerpustakaanTanahImpian) - Sekilas Benang Merah yang sudah dimulai oleh Emha Ainun Nadjib Kunjungan ke Tempat Ibadah Orang Yahudi

Sinagog Zwolle
Windesheim Pengurus Sinagog Ingrid Petiet menyambut rombongan Emha & Kiai Kanjeng, Noe Letto juga ikut dalam kunjungan tersebut. Setelah beramah-tamah sebentar, rombongan segera dipandu memasuki ruangan dalam Sinagog dan seperti layaknya tourist guide, Ingrid dengan telaten menjelaskan ruangan-ruangan di dalamnya. 


Terkadang terjadi juga dialog-dialog kecil antara Ingrid dengan Cak Nun dan Noe Letto yang membuat perbincangan semakin menarik.

Zwolle tampaknya memiliki karakteristik masyarakat yang beragam, dan hingga saat ini konsisten mempertahankan keamanan sosial, sebab di wilayah itu terdapat macam-macam etnis seperti Turki, Maroko, dan masih banyak lagi. 

Pada tahun 2003 Sianagog Zwolle pernah mengutus pemukanya untuk ikut serta dalam sebuah acara dialog tiga agama (Yahudi, Kristen, Islam) di kota Zwolle. Dengan semangat cinta Cak Nun beserta rombongan hadir membawa nuansa persahabatan dan toleransi yang saling dijunjung tinggi.

Ingrid nampak ingin meyakinkan kepada rombongan bahwa dia sebagai pengurus Sinagog sama sekali tidak sependapat dengan berbagai isu dan konotasi negatif terhadap Yahudi. 


Sebagai orang Yahudi hal ini meresahkannya dan ingin rasanya menunjukkan semangat perdamaian yang juga bisa dia ciptakan sebagai umat Yahudi. Ingrid berpendapat bahwa banyak sekali persamaan ajaran antar tiga agama suci di dunia, yakni Islam, Kristen, dan Yahudi. 

Dia kemudian mencontohkan greeting yang diucapkan pemeluk agama Yahudi, Kristen, dan Islam adalah dari satu kata yang sama; SALAM, perbedaanya hanya pada dialek pengucapnya. 

Cak Nun menambahkan pendapat Inggrid bahwa di dalam Islam, salam berarti “aku ikrarkan bahwa engkau aman dan tidak terancam bersamaku. Fakta bahwa kita bisa berdialog dengan suasana damai juga merupakan pengejawantahan kata salama, shalom.

Jawa dan Jewish Ingrid kemudian mengajak rombongan memasuki ruangan lain yang mereka anggap suci. Jarang sekali tamu berkesempatan memasuki ruangan ini, entah dengan dasar apa Ingrid mempersilakan kami untuk mengenal tempat peribadatannya. 


Di ruangan ini semua pengunjung laki-laki diwajibkan memakai topi khas Yahudi, demikian juga Kiai Kanjeng kecuali Cak Nun yang tetap memakai kopyah putih khas Maiyah-nya.

Setiap ruangan terlihat terawat, bersih, sampai di tempat khusus dipersilahkan duduk dan kembali berdialog dengan topik yang lebih terfokus. Ingrid menceritakan kisah tentang tiga putra Israel yakni Ibrahim, Ishak, dan Yakub, mereka bertiga dianggap sebagai cikal-bakal bangsa Israel. 


Yakub sering dinamai juga dengan sebutan Israel yang kemudian satu diantara 12 anaknya terabadikan namanya sebagai identitas Yahudi yakni Jew dari nama Jehuda. 

Pernyataan ini segera mendapat sambutan cukup baik dari Cak Nun, bahkan dia mengungkapkan tentang perlunya sebuah riset yang serius dan komperehensif terhadap kemungkinan adanya hubungan historis antara Jawa dan Yahudi. Karena kalau diucapkan, dua kata itu hampir sama secara pengucapannya. 

Java-Jaffa, Jawa-JewishPerlu diketahui bahwa banyak sekali kota di Israel yang menggunakan kata Jaffa sebagai wilayah-wilayah pentingnya, misal Jaffa Tel aviv dan masih banyak lagi

Cak Nun juga melontarkan beberapa hal bahwa ditemukan indikasi tentang “keterlibatan” Jawa di bagian-bagain tertentu di area Yahudi.

Seperti mendapat sebuah informasi sangat berharga Ingrid terlihat terkejut dan sangat terpikat dengan pemaparan Cak Nun. Dia menganggap itu sebuah fenomena sejarah yang tidak boleh diabaikan, kemudian dia juga setuju dengan usulan perlunya penelitian tersebut. 


Salah satu misi Cak Nun di Sinagog ini tampaknya memancing upaya penelusuran yang bila benar terealisasikan bisa menjadi sejarah baru perkembangan peradaban manusia modern sekarang.

Sumber :

http://kanjengkiai.multiply.com/journal/item/11?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

Foto : Istimewa

Budaya Arab Ternyata Warisan dari Budaya Agama Kristen