Jendela Nusantara

Sabdo Palon & Naya Genggong Nagih Janji

Sejarah Pemilik Yerusalem 1040 SM - 970 SM

Jakarta (PerpustakaanTanahImpian) - Konflik Palestina - Israel, yang selama ini terjadi, membuat sebagian Ummat Islam Indonesia melihat sebagai Perang Agama.

Yerusalem dalam bahasa Ibrani disebut Yerushalayim, sedangkan dalam bahasa Arab disebut al-Quds. Yerusalem merupakan salah satu kota tertua di dunia.

"Filistine" dalam kata Ibrani memiliki arti "Bangsa dari Seberang Laut", yang mana Orang Filistin berasal dari seputar kepulauan Kreta, Yunani. Sementara Agama asli orang-orang Filistin adalah menyembah Dewa".

Filistin pertama kali mendarat di pantai Gaza sekitar abad ke-15 (+ 1500 thn) SM (Kota Gaza adalah sebuah kota Palestina di Jalur Gaza), berangsur semakin banyak, dan akhirnya terjadi konfrontasi dengan nabi Daud (penduduk setempat), dimana akhirnya Nabi Daud (1040 SM - 970 SM) memenangkan perang tersebut, yang kemudian mendirikan kerajaan Israel dengan luas + masih seperti sekarang. Olehkarenanya sampai sekarang bendera Israel bersimbol Bintang Daud

Sementara orang-orang Palestina yang sekarang,  mayoritas bukanlah orang-orang Filistin yang dahulu datang dari kepulaun Kreta (Yunani), tetapi sudah dipenuhi oleh orang-orang suku Arab Muslim dan Arab Nashrani, bukan lagi orang-orang Filistin asli.

Orang-orang yang mengaku sebagai orang-orang Palestina yang sekarang ini, mereka sebenarnya baru datang setelah pengambil alihan kekuasaan yang dilakukan oleh Khalifah Umar Bin Khattab


Hal ini dapat dibuktikan, dari seperti Yasser Arafat misalnya, pemimpin Palestina yang sangat terkenal, dia adalah bukan orang Filistin, tetapi orang Arab Mesir, dan bukan pula kelahiran Palestina, dimana istrinya pun juga  bukan orang Filistin, melainkan seorang  Wanita Arab Nashrani.

Daud adalah Nabi besar ummat Syalom Israel Yahudi, ummat Syalom Nashrani, dan juga ummat Islam Arab, yang membunuh Goliath Filistin, yang kemudian mendirikan kerajaan Israel.

Bait Suci (juga disebut Bait Allah atau Kenisah) adalah sebutan untuk pusat peribadahan bangsa Israel, dan orang Yahudi di Yerusalem sejak Nabi Daud (1040 SM - 970 SM) , yang terletak di Bukit Bait Suci.

Nabi Daud / Raja David
  • Agama Islam melihatnya sebagai Nabi Daud (1040 SM - 970 SM) 
  • Agama Kristen dan Yahudi, melihatnya sebagai seorang  Raja Ketiga (1008 SM - 970 SM) dan yang paling populer dalam kerajaan Israel
  • Yang kemudian pemerintahannya digantikan oleh Raja Salomo (970 SM - 931 SM).
Kitab Zabur & Kitab Mazmur
  • Agama Islam percaya Nabi Daud menerima kitab Zabur
  • Agama Kristen percaya Nabi Daud menuliskan banyak Mazmur yang dikumpulkan ke dalam kitab Mazmur.
Nabi Daud adalah moyang dari Yesus atau Isa al-masih menurut Injil Matius, Injil Lukas dan kitab-kitab Perjanjian Baru lainnya.

Masa hidupnya secara umum diperkirakan bertarikh 1040 SM – 970 SM, Pemerintahannya atas Kerajaan Yehuda di Hebron 1008 SM – 1002 SM, dan Pemerintahannya atas seluruh Israel 1002 SM – 970 SM.

Nabi Muhammad
Nabi Muhammad lahir di Mekkah, Senin, 12 Rabi'ul Awal tahun 571 M – meninggal di Madinah, 8 Juni 632 M

Nabi Muhammad memulai penyebaran ajaran Islam untuk seluruh umat manusia dan mewariskan Pemerintahan Tunggal Islam.

Nabi Muhammad tidak pernah memerintahkan untuk merampas Yerusalem, karena beliau sudah punya 2 Tanah Suci (Mekah & Madinah), dan kiblat sendiri.

Nabi Muhammad selama hidupnya tidak pernah mengajarkan, dan memerintahkan untuk merebut Jerusalem dan Israel. Tidak ada 1 surat pun di Al Quran yang menyebut Ummat Muhammad / Islam harus mengambil alih Israel dan Jerusalem.

Khalifah Umar Bin Khattab
Yerusalem diserang oleh Umar bin Khattab pada periode kekhalifahan kedua atau setelah Nabi Muhammad SAW wafat, atau setelah 8 Juni 632 M.

Berawal saat pasukan Muslim dibawah komando Abu Ubayda mengepung Yerusalem setelah mengambil alih Damaskus dalam Perang Yarmuk. Pada tahun 637, setelah pengepungan Yerusalem, pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut.

Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh pendeta Sophronius, dan diundang untuk shalat di dalam gereja (Church of the Holy Sepulchre). Umar memilih untuk shalat ditempat lain, di sebelah timur gereja.

Kemudian, masjid Umar dibangun oleh Sultan Al Afdal, putra Sultan Shalahuddin Al Ayyubi (pada masa kekuasaan Dinasti Ayyubiyah pada abad ke-12) untuk mengenang peristiwa tersebut, dimana masjid ini sendiri terletak di sebelah selatan Gereja Makam Kudus, dan bukan di sebelah timur tempat saat Umar shalat dahulu.

Alur Pikir
Mengamati perjalanan sejarah di atas, semestinya kita sudah semakin paham, mengapa Ummat Nashrani terus mempertahankan Tanah Suci Israel.

Melihat peristiwa pertama kali Umar datang ke Yerusalem, dimana Umar shalat di lapangan, maka dapat dipastikan diseputaran Yerusalem belum terdapat mesjid. Kalau masjid Al Aqsa sudah ada, pasti Umar shalat di masjid Al Aqhsa, bukan di lapangan. Jadi setelah mendirikan masjid Omar (pada abad 12).

Selang beberapa tahun kemudian setelah kejadian Umar shalat di lapangan, barulah masjid Al Aqhsa dibangun (selesai pada tahun 705 M atau + 72 tahun setelah Nabi Muhammad wafat) di atas puing' reruntuhan Bait Suci.

Untuk Ummat Nashrani, wilayah kerajaan Israel adalah cikal bakal sejarah Yahudi Israel dan Nashrani, dimana merupakan wilayah sakral bagi Yahudi Nabi Daud, yang juga merupakan Tanah Kelahiran Nabi Isa / Yesus.

Perang Salib sebagai jawaban untuk merebut Tanah Suci Ummat Nashrani, yang diambil dalam penaklukan kaum Muslim atas Levant (632–661). Pada akhirnya menyebabkan direbutnya kembali Yerusalem pada tahun 1096 M - 1099 M.

Perang Salib (Merebut Kembali Tanah Suci)
Perang Salib Pertama 1096 M – 1099 M dalam rangka merebut kembali Tanah Suci mereka, yang disahkan oleh Paus Urbanus II pada tahun 1095. 

Perang Salib Kedua 1145 M - 1149 M Setelah melewati Bizantium dan memasuki Anatolia, dikalahkan oleh tentara Seljuk (kekaisaran Islam yang dikenal sebagai Kekaisaran Seljuk Agung). Louis, Conrad, dan sisa dari pasukannya berhasil mencapai Yerusalem, dan melancarkan serangan yang "keliru" ke Damaskus pada tahun 1148. Perang Salib di Timur mencapai kemenangan. Kegagalan Perang Salib Kedua ini memicu jatuhnya kembali kota Yerusalem.

Perang Salib Ketiga 1189 M – 1192 M yang dikenal sebagai Perang Salib Para Raja, merupakan suatu upaya para pemimpin Eropa untuk merebut kembali Tanah Suci dari Saladin (Salahuddin Al-Ayyubi). Kampanye ini memperoleh banyak keberhasilan, merebut kota penting Akko dan Yafo, juga membalikkan sebagian besar penaklukan Saladin, tetapi gagal merebut Yerusalem yang menjadi motivasi emosional dan spiritual dari Perang Salib.

Perang Salib Keempat 1202 M – 1204 M adalah suatu ekspedisi bersenjata dari Eropa Barat yang dimaksudkan untuk menaklukkan Yerusalem yang dikuasai kaum Muslim, dengan cara invasi melalui Mesir. Sebaliknya, terjadi serangkaian peristiwa yang berujung pada penjarahan kota Konstantinopel—ibukota Kekaisaran Bizantium yang mana dikendalikan kaum Kristen—oleh Tentara Salib.

Perang Salib Kelima 1217 M – 1221 M adalah upaya kaum Eropa Barat untuk merebut kembali Yerusalem dan seluruh wilayah Tanah Suci lainnya dengan pertama-tama menaklukkan Dinasti Ayyubiyyah yang berkuasa di Mesir.

Perang Salib Keenam berawal pada tahun 1228 sebagai suatu upaya untuk mendapatkan kembali Yerusalem. Perang ini dimulai setelah kegagalan Perang Salib Kelima dan melibatkan sedikit sekali pertempuran yang sebenarnya. Manuver diplomatik Friedrich II, Kaisar Romawi Suci, menyebabkan Kerajaan Yerusalem kembali memperoleh sebagian kendali atas Yerusalem dalam hampir sepanjang lima belas tahun berikutnya (1229-39 M, 1241-44 M) maupun atas daerah lainnya di Tanah Suci.

Perang Salib Ketujuh merupakan suatu perang salib yang dipimpin oleh Louis IX dari Perancis dari tahun 1248 sampai 1254. Sekitar 800.000 bezant (mata uang emas pada abad pertengahan) dibayarkan sebagai uang tebusan untuk Raja Louis. Ia dikalahkan dan ditangkap pasukan Mesir yang dipimpin oleh Sultan Ayyubiyyah Turanshah yang dididukung kaum Mamluk dari Bahri yang dipimpin oleh Faris ad-Din Aktai, Baibars al-Bunduqdari, Saif ad-Din Al-Qutuz, Izz al-Din Aybak, dan al-Mansur Qalawun.

Perang Salib Kedelapan adalah suatu perang salib yang dilangsungkan oleh Louis IX dari Perancis terhadap kota Tunis pada tahun 1270. Perang Salib Kedelapan terkadang diperhitungkan sebagai yang Ketujuh, apabila Perang Salib Kelima dan Perang Salib Keenam diperhitungkan sebagai suatu perang salib tunggal. Perang Salib Kesembilan terkadang juga diperhitungkan sebagai bagian dari yang Kedelapan ini. Perang salib ini dianggap gagal karena Louis meninggal dunia akibat penyakit tidak lama setelah tiba di pesisir Tunisia, dan pasukannya yang juga dilanda wabah penyakit membubarkan diri kembali ke Eropa tidak lama setelahnya.

Perang Salib Kesembilan, yang mana terkadang dikelompokkan bersama dengan Perang Salib Kedelapan, umumnya dianggap sebagai Perang Salib besar yang terakhir di Tanah Suci pada abad pertengahan. Perang ini berlangsung antara tahun 1271–1272. Kegagalan Louis IX dari Perancis untuk menguasai Tunis dalam Perang Salib Kedelapan Edward, putra Henry III dari Inggris, untuk berlayar ke Akko dalam rangka melangsungkan apa yang disebut sebagai Perang Salib Kesembilan.

Perang Salib Kesembilan meraih beberapa kemenangan yang mengesankan bagi Edward atas Baibars. Pada akhirnya Perang Salib dipandang tidak begitu banyak kegagalan ketika kemudian menarik diri; Edward memiliki kekhawatiran akan masalah-masalah di negaranya dan merasa tidak mampu untuk menyelesaikan konflik-konflik di dalam wilayah-wilayah outremer yang tersisa. Dapat dikatakan bahwa semangat untuk melakukan Perang Salib sudah hampir "punah", pada periode ini juga. Hal ini juga merupakan pertanda ambang keruntuhan kubu-kubu pertahanan Tentara Salib terakhir yang masih tersisa di sepanjang pesisir Mediterania.

Dengan melihat sejarah pengambilalihan Yerusalem oleh Bangsa Arab, maka pusat ke Nashranian terpaksa dipindah ke Byzantium. "Bizantium" berasal dari kata "Byzantium", yaitu nama kota Konstantinopel sebelum menjadi ibukota Konstantinus yang Agung.

Setelah tinggal dan besar di Konstantinopel, Nashrani Byzantium pun dihancurkan oleh Muhammad Al Fatih (seorang raja atau sultan Kerajaan Utsmani - disebut juga sebagai Sultan Muhammad II - 7 Febuari 1451). Untuk kali kedua orang-orang Nashrani harus pindah, kali ini yang dipilih adalah Vatican, hal ini agar mereka mendapat perlindungan dari Roma.

Pada tanggal 29 Mei 1453 M, Sultan al-Ghazi Muhammad berhasil memasuki Kota Konstantinopel. Sejak saat itulah ia dikenal dengan nama Sultan Muhammad al-Fatih, penakluk Konstantinopel.

Selanjutnya karena merasa selalu dikejar-kejar oleh Bangsa Arab, maka seluruh kerajaan Nashrani bersatu, dibawah kepemimpinan Inggris, untuk kembali mengambil alih Tanah Suci Yerusalem milik mereka. Perang ini dinamakan dengan Perang Salib, dan saat itu ummat Nashrani berhasil merebut kembali Yerusalem.

Orang Nashrani sangat percaya kepada Kitab Suci mereka yang menyebutkan, bahwa Israel adalah Tanah Suci pemberian Tuhan, dan Tuhan akan melindungi sampai hari kiamat.

Seyogyanya kita mempelajari sejarah secara Lini Masa, sehingga tidak seenaknya menilai sesuatu. Kalau kita memulainya hanya dari Perang Salib, mungkin Perjuangan Palestina dapat dibenarkan, tetapi jika mempelajari sejarah awal yang sebenarnya, maka tidak sepatutnya, Tanah Suci Agama lain ingin dikuasai.

Sebagai analoginya, apakah mungkin Tanah Suci Agama X, dikuasai atau dikelola oleh Agama Y, atau sebaliknya...

Nabi Muhammad tidak pernah memerintahkan untuk merampas Yerusalem, karena Beliau sudah punya 2 Tanah Suci (Mekah & Madinah), dan Kiblat sendiri. Di dalam Quran pun tidak ada satupun ayat yang menyebut harus menguasai Yerusalem. 

Singkatnya, jika Arab Islam yang benar-benar mengikuti ajaran Nabi Muhammad, pasti tidak punya niat untuk merampas Israel / Yerusalem, karena Nabi sendiri mengajarkan "Bagiku Agamaku, Bagimu Agamamu"...

Gerakan Nasionalis di Eropa
Tahun 1800-an, lahir sebuah gerakan nasionalis baru di Eropa, yang mereka namakan "Gerakan Zionis". Zionisme sendiri merupakan gerakan politik yang mendukung pembentukan negara Yahudi.

Hal ini dikarenakan, orang-orang Yahudi merasa didiskrimiasi, sehingga mereka perlu memiliki negara sendiri, guna menghindar dari diskriminasi dan penindasan yang dilakukan orang-orang Eropa.

Dari Kongres Zionis I tahun 1897, mereka memutuskan untuk kembali merebut "Tanah Yang Dijanjikan". Yang kala itu masih merupakan bagian dari Kekaisaran Turki Utsmani (Lihat Sejarah di atas)

Sebelum agresi dilakukan, gerakan Zionis tersebut yang dipimpin oleh Theodor Herzl, menyodorkan uang pembayaran sebanyak 150 juta poundsterling sebagai tebusannya. Tetapi ditolak oleh Sultan Utsmani, Sultan Abdulhamid II, yang kala itu berkuasa.

Setelah Perang Dunia I, akhirnya Inggris berhasil merebut Palestina dari kekuasaan Utsmani pada tahun 1917. Setelah itu, Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour, mengeluarkan deklarasi untuk mendukung gerakan Zionis, dalam rangka pembentukan negara Yahudi di Palestina.

Persetujuan PBB
Tahun 1947, PBB menyetujui Pembagian Palestina menjadi dua negara, yakni satu negara Yahudi dan satu negara Arab.

14 Mei 1948, Israel memproklamirkan kemerdekaannya, yang langsung diikuti oleh peperangan dengan negara-negara Arab di sekitarnya yang menolak rencana pembagian tersebut.

Israel kemudian memenangkan perang tersebut, dan mengukuhkan kemerdekaannya, dan akibat dari perang tersebutlah, Israel berhasil memperluas batas wilayah negaranya melebihi batas wilayah yang ditentukan oleh Rencana Pembagian Palestina.

Sejak saat itulah, Israel terus menerus berseteru dengan negara-negara Arab tetangga, yang mengakibatkan peperangan dan kekerasan yang berlanjut terus.

Meskipun Israel sudah menandatangani perjanjian damai dengan Mesir dan Yordania, tetapi usaha perdamaian antara Palestina dan Israel hingga saat ini belum berhasil.

Lini Masa
  • Tahun 1040 SM - 970 SM - Untuk Ummat Nashrani, wilayah kerajaan Israel adalah cikal bakal sejarah Yahudi Israel dan Nashrani, dimana merupakan wilayah sakral bagi Yahudi Nabi Daud, yang juga merupakan Tanah Kelahiran Nabi Isa / Yesus.
  • Tahun 571 M - Nabi Muhammad lahir di Mekkah pada 571 M  dan meninggal di Madinah, 8 Juni 632 M
  • Tahun 632 M - Yerusalem diserang oleh Umar bin Khattab pada periode kekhalifahan kedua atau setelah Nabi Muhammad SAW wafat, atau setelah 8 Juni 632 M.
  • Tahun 637 M - Abu Ubayda mengepung Yerusalem - Berawal saat pasukan Muslim dibawah komando Abu Ubayda mengepung Yerusalem setelah mengambil alih Damaskus dalam Perang Yarmuk. Pada tahun 637, setelah pengepungan Yerusalem, pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut.
  • Tahun 705 M - Masjid Al Aqhsa dibangun - Selang beberapa tahun kemudian setelah kejadian Umar shalat di lapangan, barulah masjid Al Aqhsa dibangun (selesai pada tahun 705 M atau + 72 tahun setelah Nabi Muhammad wafat) di atas puing' reruntuhan Bait Suci.
  • Tahun 1096 M - Dimulainya Perang Perebutan Kembali Yerusalem - Perang Salib sebagai jawaban untuk merebut Tanah Suci Ummat Nashrani, yang diambil dalam penaklukan kaum Muslim atas Levant (632–661). Pada akhirnya menyebabkan direbutnya kembali Yerusalem pada tahun 1096 M - 1099 M. 
  • Tahun 1917 M -  Gerakan Zionis Berhasil Merebut Palestina - Setelah Perang Dunia I, akhirnya Inggris berhasil merebut Palestina dari kekuasaan Utsmani pada tahun 1917. Setelah itu, Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour, mengeluarkan deklarasi untuk mendukung gerakan Zionis, dalam rangka pembentukan negara Yahudi di Palestina.
  • Tahun 1947 M -  PBB menyetujui Pembagian Palestina menjadi Dua Negara, yakni satu negara Yahudi dan satu Negara Arab.
  • Tahun 1948 M - Israel Memproklamirkan Kemerdekaannya

Literatur :
https://id.wikipedia.org/wiki/Gaza
https://id.wikipedia.org/wiki/Daud
http://javawindows.web.id
https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/17/12/08/p0mre2396-saat-umar-bin-khattab-masuk-yerusalem
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Umar_(Yerusalem)
http://wassito.blogspot.co.id/2010/02/umar-bin-khatab-634-644-m-profil.html

Foto : Istimewa

Sudah pernah diunggah di : Monitor Bekasi

Sejarah Nabi Ibrahim 1997 SM - 1822 SM

Jakarta (PerpustakaanTanahImpian) - Abraham / Ibrahim adalah tokoh penting dalam Alkitab dan Al-Quran. 

Abraham dalam pandangan agama Samawi mempunyai arti yang sangat penting, bagi agama Yahudi, Kristen dan Islam. 

Abraham merupakan Bapak bagi ketiga agama tersebut, sekaligus mengindikasikan bahwa ketiganya berangkat dari akar pemikiran yang sama, yaitu monoteisme. Untuk itu Ibrahim disebut juga sebagai Bapak Monoteisme Dunia. 

Jika Ibrahim dinobatkan sebagai Bapak Monoteisme Dunia mulai 1997 SM -1822 SM, orang-orang Nusantara sudah menganut Monoteisme sejak Awal Peradaban 10.481 SM 

Sementara fitnah Animisme dan Dinamisme pada orang-orang Nusantara dapat Anda baca di Teori Labelling

Dari Pandangan Agama Yahudi
Agama Yahudi memandang Abraham sebagai salah satu leluhur mereka. Di dalam Kitab Suci Ibrani, Allah sering menyatakan diri-Nya sebagai "Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub". 

Hal ini misalnya terjadi ketika Allah menyatakan diri kepada Musa di padang belantara di Midian: 

"Lagi Ia berfirman: 'Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.' Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah." (Keluaran 3:6).

Dari Pandangan Agama Kristen
Menurut Alkitab, Abraham dipanggil Allah dari Mesopotamia ke negeri Kanaan, sekitar tahun 2000 SM. 

Di sana ia mengadakan perjanjian: Abraham diminta mengakui bahwa Yahweh adalah Tuhan dan otoritas tertinggi satu-satunya dan universal, dan untuk itu Abraham akan diberkati dengan keturunan yang tak terhitung banyaknya.

Kehidupannya yang dikisahkan dalam Kitab Kejadian (pasal 11–25) dapat mencerminkan berbagai tradisi.

Bagi orang Kristen, Abraham adalah Bapak yang diimanni menjadi teladan bagi semua orang. 

Surat Ibrani mengatakan demikian: "Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tuju. Karena iman, maka Abraham mengalami cobaan, untuk mempersembahkan Ishak. Ia yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal" (Ibrani 11:8, 17).

Dari Pandangan Agama Islam
Islam menganggap Ibrahim sebagai bapaknya orang-orang Mu'min, Ia adalah contoh ideal dari seorang yang disebut Mu'min. 

Ini ditunjukkannya dengan penyerahan diri yang sempurna kepada Allah, dengan kesediaannya untuk menyembelih anak kesayangannya.

Dalam agama Islam (Al-Qur'an), Abraham disebut Ibrahim. Ia merupakan salah satu dari Lima Nabi Ulul Azmi, dengan dikisahkan, bahwa Ibrahim melakukan pencarian Tuhan yang panjang. 

Ibrahim pernah menyembah Matahari, Bulan, dan Bintang, sebelum akhirnya menyembah Tuhan YME (Yang Maha Esa)

Ibrahim adalah penentang masyarakatnya yang pagan termasuk bapaknya Azar. Dalam Al-Qur'an disebutkan pula bahwa Ibrahim bukan seorang Yahudi atau Nasrani, tetapi ia adalah Muslim. 

Garis Waktu Lima Nabi Ulul Azmi, dan atau yang memiliki Kitab
  • Nuh (Ulul Azmi) - 3.993 SM s 3.043 Tahun SM
  • Ibrahim (Ulul Azmi) - 1997 SM s 1822 SM
  • Musa (Kitab Taurat - Ulul Azmi) - 1527 SM s 1407 SM
  • Daud  / David (Kitab Zabur) - 1040 SM s 970 SM
  • Isa (Kitab Injil - Ulul Azmi) - 1 M s 32 M
  • Muhammad (Kitab Al-Qur'an - Ulul Azmi) - 571 M s 632 M
Istri-istri Abraham
Karena Sarai tidak dapat mengandung, janji Tuhan bahwa keturunan Abraham akan mewarisi tanah perjanjian tampak seperti mustahil. Sarai, sesuai dengan kebiasaan saat itu, memberi hamba perempuannya yang bernama Hagar kepada Abram.

Istri Pertama (Sara / Sarai binti Paman Nabi Ibrahim As)

Saat Abraham berusia 100 tahun Sara melahirkan Ishak (Kejadian 21:5)

Sara wafat dalam usia 127 tahun, saat Ishak / Ishaq (Cikal bakal dari bangsa Yahudi)  berusia 37 tahun dan belum menikah.

Untuk menguburkan Sara, Abraham membeli sebidang tanah ladang beserta suatu gua yang bernama gua Makhpela dari Efron bin Zohar, orang Het. 

Abraham menguburkan Sara di dalam gua ladang Makhpela tersebut, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan. 

Istri Kedua (Hagar / Hajar - putri bangsa Qibthi - Mesir - al-Qibthiyah al-Misriyah)

Ketika Hagar mengandung anak Abram, ia menjadi sombong dan merendahkan Sarai. 

Menurut Kristen, Sarai mengusirnya ke padang gurun, dan Nabi Ibrahim meninggalkan mereka di Padang Gurun Paran (Timur Mesir) tersebut bersama bayi Ismail.

Menurut Islam, Hajar kemudian melahirkan Ismail. Ketika itu, Nabi Ibrahim meninggalkan mereka (Hajar dan Ismail) di Mekkah 

Kemudian orang menambahkan namanya dengan nama Siti Hajar.

Ismael lahir saat Abraham berumur 86 tahun.

Istri Ketiga (Ketura - Qanthura binti Yaqthan)
Siti keturah sebutan orang melayu, sementara  di kitab disebut dengan qonturo binti yaqton.

Perempuan ini melahirkan Zimran (Zamran), Yoksan (Yaqsyan), Medan, Midian (Madyan), Isybak (Nasyaq) dan Suah (Saraj). 

Yoksan memperanakkan Syeba dan Dedan. 

Keturunan Dedan ialah orang Asyur, orang Letush dan orang Leum. Anak-anak Midian ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan Eldaa. Itulah semuanya keturunan Ketura.

Istri Keempat (Hajun binti Aminn)
Hajun melahirkan lima orang anak, yakni : Kisan (Kaisan), Sauraj, Amim (Umaim), Luthan, dan Nafis.

Dalam kitab al-Kamil karya Ibnul Atsir disebutkan Hajun binti Ahir. 

Dari empat orang istri tersebut di atas itulah , Nabi Ibrahim As memiliki tiga belas keturunannya.

Konon ada dari salah satu istri Ibrahim yang memiliki Keturunan di Nusantara (Masih dalam penelitian Tanah Impiian)

Pewaris Abram

Pandangan Adat Istiadat
Menurut adat istiadat pada waktu itu, yang terhitung sebagai anak adalah dari istri yang sah, dalam hal ini maka Ishak-lah yang paling berhak disebut sebagai ahli waris.

Pandangan Kristen
Dalam agama Kristen, Ishak adalah Pewaris Abram

Hagar dan Ismael kemudian diusir oleh Sarai  untuk selamanya (Kejadian 21) 

Dalam agama Kristen dan Yahudi disebutkan bahwa yang disebut keturunan Abraham adalah berasal dari Ishak (Kejadian 21:12)

Alkitab menyebutkan bahwa Ismael adalah anak yang dilahirkan dari budak yang bernama Hagar, yaitu wanita Mesir yang menjadi budak bagi keluarga Abraham -- pelayan bagi Sara. 

Pandangan Islam
Dalam agama Islam, Ismael adalah Pewaris Abram

Hagar dijanjikan bahwa keturunannya akan menjadi sangat banyak, "sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya." Maka Hagar kembali dan anaknya Ismael adalah keturunan Abram yang pertama. (Ismail lahir saat Abraham berumur 86 tahun)

Warisan Abram
Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak

Kepada anak-anaknya yang lain, yang dilahirkan oleh gundik-gundiknya, ia menyuruh mereka untuk meninggalkan Ishak dan anaknya, untuk pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur.

Akhir Hayat
Abram meninggal pada usia 175 tahun, ia meninggal saat sudah tua dan rambutnya telah putih semua. Dan atas permintaannya, untuk  dikumpulkan bersama dengan kaum leluhurnya. 

Sehingga Ishak dan Ismael, menguburkan Abraham dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, bersama dengan Sara isterinya.

Berabad-abad kemudian makam ini menjadi tempat kunjungan agama dan umat Islam membangun Masjid Ibrahim di tempat ini.

Masa hidup
  • Abraham berusia 75 tahun ketika berangkat dari Haran ke tanah Kanaan (Kejadian 12:4).
  • Abraham berusia 85 tahun ketika Sara memberikan Hagar hambanya kepada Abraham supaya mendapat anak; waktu itu mereka sudah tinggal di Kanaan 10 tahun (Kejadian 16:3).
  • Abram berusia 86 tahun ketika Hagar melahirkan Ismael baginya (Kejadian 16:16)
  • Abraham berusia 99 tahun ketika disunat (Kejadian 17:17 dan 24).
  • Abraham berusia 100 tahun ketika Sara melahirkan Ishak baginya (Kejadian 21:5).
  • Abraham mati pada usia 175 tahun, saat Ishak berusia 75 tahun, Ismael 89 tahun (Kejadian 23:1), serta Esau dan Yakub berusia 15 tahun (Kejadian 25).
Abraham lebih tua dari
  • Sara: 9 tahun (Kejadian 21:5)
  • Ismael: 86 tahun (Kejadian 16, Kejadian 17)
  • Ishak: 100 tahun (Kejadian 17, Kejadian 21)

Catatan Peristiwa

Orang Tua Ibrahim

Abraham bernama asli Abram, ia adalah anak Terah, berasal dari Ur-Kasdim. 

Abram lahir ketika Terah berusia 130 tahun (mengingat Abram berusia 75 tahun ketika Terah wafat pada usia 205 tahun wafat di Haran).

Terah membawa Abram, dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan, sesampainya mereka ke Haran, dan menetap di sana. 

Setelah Terah wafat pada usia 205, dan Abram berumur 75 tahun, berangkatlah Abram dari Haran, menuju ke Kanaan

Ujian iman Abraham
Beberapa waktu setelah kelahiran Ishak, Abraham diperintahkan Tuhan untuk mengorbankan Ishak di gunung Moria. 

Sebelum Abraham sempat mematuhi hal ini, ia dicegah seorang malaikat dan ia mengorbankan seekor domba jantan. 

Sebagai imbalan akan kepatuhannya ini ia menerima janji lain bahwa ia akan membuat keturunannya "sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut", dan bahwa mereka "akan menduduki kota-kota musuhnya."

Perjalanan Abraham
TUHAN memerintahkan Abram untuk pergi ke "negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu", dan berjanji untuk memberkatinya dan membuatnya bangsa yang besar. 

Karena percaya akan janji-Nya ini, Abram pergi ke Sikhem, dan menerima janji baru bahwa negeri itu akan diberikan pada keturunannya. 

Setelah membangun sebuah mezbah untuk memperingati perjanjian ini, ia pergi dan memasang kemah di antara Betel dan Ai, di mana ia membangun sebuah mezbah lagi dan "memanggil nama TUHAN".

Di sini Abram tinggal untuk beberapa waktu, sampai ketika ada perselisihan antara gembala-gembalanya, dengan gembala-gembala Lot. 

Abram mengusulkan pada Lot bahwa mereka berpisah, dan mengijinkan keponakannya untuk memilih lebih dahulu. 

Lot memilih tanah yang subur di sebelah timur sungai Yordan.

Sementara Abram, setelah menerima janji lagi dari TUHAN, pergi ke Mamre, dekat Hebron, dan mendirikan mezbah lagi bagi TUHAN.

Di Sodom
Dalam cerita mengenai Lot dan pemusnahan Sodom dan Gomora, Abram muncul dan memohon pada TUHAN untuk mengasihani Sodom. 

Di saat itu, TUHAN mengatakan kepada Abram bahwa Ia akan turun dan melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh-kesah orang yang telah sampai kepada-Nya atau tidak.

Di Mesir
Karena kelaparan yang hebat, Abram dan keluarganya pergi ke Mesir (26:11, 41:57, 42:1), di mana ia takut bahwa kecantikan istrinya akan menawan hati orang-orang Mesir. 

Karena itu ia berdusta bahwa Sarai adalah saudara perempuannya. Ini tidak menyelamatkannya dari Firaun, yang mengambilnya untuk harem pribadinya dan memberi Abram banyak ternak dan budak. 

Tapi ketika TUHAN menimpakan tulah yang hebat pada Firaun, Abram dan Sarai meninggalkan Mesir.

Perjanjian Sunat
Nama Abraham diberikan pada Abram (dan Sara pada Sarai) pada waktu yang sama dengan perjanjian sunat (Kejadian 17), yang dipraktikkan dalam agama Yahudi dan Islam sampai hari ini.

Sekarang Abraham dijanjikan bukan saja keturunan yang banyak, melainkan juga bahwa keturunan ini akan berasal dari Sara, dan juga bahwa negeri di mana ia tinggal akan menjadi milik keturunannya. 

Perjanjian ini dipenuhi lewat Ishak, walaupun Tuhan berjanji bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang besar pula. 

Perjanjian sunat (tidak seperti janji-janji lainnya) memiliki dua sisi dan bersyarat: bila Abraham dan keturunannya memenuhi janji mereka, TUHAN akan menjadi Tuhan mereka dan memberi mereka negeri tersebut.

Catatan :
Yakub - Yuda / Yehuda - Peres / Perez son of Yuda - Hezron - Ram - Aminadab - Nahason / Nahshon - Salmon / Salma - Boas - Obed - Isai - Daud / David - ---- Yesus Kristus

Yakub, kemudian namanya diganti menjadi Israel adalah kakek moyang ke-3 bangsa Israel seperti yang dicatat di dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Anak dari Ishak dan Ribka; cucu dari Abraham dan Sara. 

Hebron ke Mekah + 1400 km
Kitab Taurat Nabi Musa (1527 SM s 1407 SM) + 2000 tahun lebih dahulu dari Al-Quran Nabi Muhammad (571 M s 632 M), menjelaskan bahwa Ibrahim tidak pernah pergi ke Arab. 

Allah memerintahkannya untuk pergi dari negerinya, Ur Kasdim (di Irak) menuju ke tanah Kanaan (di Israel/Palestina).

Ia tinggal di kota Bersyeba hingga wafat, tetapi dikuburkan di gua Makhpela di kota Hebron (di Israel/Palestina). 

Jarak kota Hebron dengan Mekah sekitar 1400 km, (Taurat, Kitab Kejadian 22).

Ismail juga tidak pernah pergi ke tanah Arab. Setelah Ibrahim mengusirnya, “Maka pergilah Hagar mengembara di Bersyeba” (Taurat, Kitab Kejadian 21:14). 

Sementara Ismail tinggal di padang gurun Paran (Timur Mesir), dan ibunya mengambil seorang istri untuk Ismail dari tanah Mesir (Taurat, Kitab Kejadian 21:21).

Dirangkum oleh Erwin Wildan

Sumber Literasi :
Foto : Istimewa

Ibrahim (1.997 Tahun SM) dari Sisi Pandang Islam - Tahun 611 M

Jakarta (PerpustakaanTanahImpian) - Ibrahim (Bahasa Arab إبراهيم ) (sekitar 1997-1822 SM) merupakan nabi dalam agama Samawi. Ia mendapat gelar dari Allah dengan gelar Khalil Allah (Sahabat Allah). Selain itu ia bersama anaknya, 

Ismail terkenal sebagai penggagas Kaabah. Ia diangkat menjadi nabi sekitar pada tahun 1900 SM, diutus untuk kaum Kaldān yang terletak di kota Ur, negeri yang disebut kini sebagai Iraq. Ibrahim dianggap sebagai salah satu nabi Ulul azmi.

Etimologi
Dalam buku yang berjudul "Muhammad Sang Nabi" - Penelusuran Sejarah Nabi Muhammad Secara Detail, karya Omar Hashem, dikatakan bahwa nama Ibrahim berasal dari dua suku kata, yaitu ib/ab (إب) dan rahim (راهيم). Jika disatukan maka nama itu memiliki arti "ayah yang pemurah."

Genealogi
Ibrahim bin Azzar bin Tahur bin Sarush bin Ra'uf bin Falish bin Tabir bin Shaleh bin Arfakhsad bin Syam bin Nuh. Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama Faddam, A'ram, yang terletak di dalam kawasan kerajaan Babilonia. Kemudian ia memiliki 2 orang putra yang dikemudian hari menjadi seorang nabi pula, yaitu Ismail dan Ishaq. Sedangkan Yaqub adalah cucu dari Ibrahim.


Biografi
Pada 2.295 SM. Kerajaan Babilon waktu itu diperintah oleh seorang raja yang bengis dan mempunyai kekuasaan yang absolut dan zalim, ia bernama Namrudz bin Kan'aan. 


Karena Raja Namrud mendapat petanda bahwa seorang bayi akan dilahirkan disana dan bayi ini akan tumbuh dan merampas takhtanya. 

Antara sifat insan yang akan menentangnya ini ialah dia akan membawa agama yang mempercayai satu Tuhan dan akan menjadi pemusnah batu berhala. Insan ini juga akan menjadi penyebab Raja Namrud mati dengan cara yang dahsyat. 

Oleh karena itu Raja Namrud telah mengarahkan semua bayi yang dilahirkan di tempat ini dibunuh, manakala golongan lelaki dan wanita pula telah dipisahkan selama setahun.

Walaupun berada dalam keadaan cemas, kehendak Allah tetap terjadi. 


Isteri Aazar telah mengandung namun tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan. 

Pada suatu hari dia terasa seperti telah tiba waktunya untuk melahirkan anak dan sedar sekiranya diketahui Raja Namrud yang zalim pasti dia serta anaknya akan dibunuh. 

Dalam ketakutan, ibu nabi Ibrahim telah bersembunyi dan melahirkan anaknya di dalam sebuah gua yang bersebelahan. 

Selepas itu, dia memasukkan batu-batu kecil dalam mulut bayinya itu dan meninggalkannya seorang diri. Seminggu kemudian, dia bersama suaminya kembali ke gua tersebut dan terkejut melihat nabi Ibrahim a.s masih hidup. 

Selama seminggu, bayi itu menghisap celah jarinya yang mengandungi susu dan makanan lain yang berkhasiat. 

Semasa berusia 15 bulan tubuh Nabi Ibrahim telah membesar dengan cepatnya seperti kanak-kanak berusia dua tahun. Maka kedua ibu bapaknya berani membawanya pulang kerumah mereka.

Masa remaja
Semasa remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan patung-patung buatannya namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepadanya ia tidak bersemangat untuk menjajakan barang-barang itu bahkan secara mengejek ia menawarkan patung-patung ayahnya kepada calon pembeli dengan kata-kata:" Siapakah yang akan membeli patung-patung yang tidak berguna ini?"

Mencari Tuhan yang sebenarnya
Pada masa Nabi Ibrahim, kebanyakan rakyat di Mesopotamia beragama politeisme yaitu menyembah lebih dari satu Tuhan dan menganut paganisme. 


Dewa Bulan atau Sin merupakan salah satu berhala yang paling penting. Bintang, bulan dan matahari menjadi objek utama penyembahan dan karenanya, astronomi merupakan bidang yang sangat penting. Sewaktu kecil nabi Ibrahim a.s. sering melihat ayahnya membuat patung-patung tersebut, lalu dia berusaha mencari kebenaran agama yang dianuti oleh keluarganya itu.

Dalam alkitab (kitab kejadian) menceritakan tentang pencariannya dengan kebenaran. Pada waktu malam yang gelap, beliau melihat sebuah bintang (bersinar-sinar), lalu ia berkata: "Inikah Tuhanku?" Kemudian apabila bintang itu terbenam, ia berkata pula: "Aku tidak suka kepada yang terbenam hilang". 


Kemudian apabila dilihatnya bulan terbit (menyinarkan cahayanya), dia berkata: "Inikah Tuhanku?" Maka setelah bulan itu terbenam, berkatalah dia: "Demi sesungguhnya, jika aku tidak diberikan petunjuk oleh Tuhanku, nescaya menjadilah aku dari kaum yang sesat". 

Kemudian apabila dia melihat matahari sedang terbit (menyinarkan cahayanya), berkatalah dia: "Inikah Tuhanku? Ini lebih besar". 

Setelah matahari terbenam, dia berkata pula: "Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri (bersih) dari apa yang kamu sekutukan (Allah dengannya)". 

Inilah daya logika yang dianugerahi kepada beliau dalam menolak agama penyembahan langit yang dipercayai kaumnya serta menerima tuhan yang sebenarnya.

Melihat tanda Kekuasaan Allah
Nabi Ibrahim yang sudah bertekad ingin memerangi kesyirikan dan penyembahan berhala yang berlaku di dalam kaumnya ingin mempertebal iman dan keyakinannya lebih dulu, untuk menenteramkan hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin mangganggu pikirannya dengan memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati. 


Ia memohon kepada Allah: "Ya Tuhanku! Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau menghidupkan makhluk-makhluk yang sudah mati." Allah menjawab permohonannya dengan berfirman: Tidakkah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku?." 

Nabi Ibrahim menjawab:"Betul, wahai Tuhanku, aku telah beriman dan percaya kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu, namun aku ingin sekali melihat itu dengan mata kepala-ku sendiri, agar aku mendapat ketenteraman dan ketenangan hati dan agar semakin tebal dan kukuh keyakinanku kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu."

Allah mengabulkan permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap empat ekor burung, lalu setelah memperhatikan dan meneliti bagian-bagian tubuh burung itu, ia memotongnya menjadi berkeping-keping, mencampur-baurkannya, dan kemudian tubuh burung yang sudah hancur-luluh dan bercampur-baur itu diletakkan di empat puncak bukit yang berbeda dan berjauhan. 


Setelah dikerjakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah itu, diperintahkan-Nya Nabi Ibrahim memanggil burung-burung yang sudah terkoyak tubuhnya dan terpisah jauh setiap bagian tubuhnya itu.

Dengan izin Allah dan kuasa-Nya datanglah berterbangan empat ekor burung itu dalam keadaan utuh dan bernyawa seperti sedia kala begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi Ibrahim kepadanya. 


Lalu hinggaplah empat burung yang hidup kembali itu di depannya, dilihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah Yang Maha Berkuasa dapat menghidupkan kembali makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang tidak ada. 

Dan dengan demikian tercapailah keinginan Nabi Ibrahim untuk menenteramkan hatinya dan menghilangkan kemungkinan ada keraguan di dalam iman dan keyakinannya, bahwa kekuasaan dan kehendak Allah tidak ada sesuatu pun di langit atau di bumi yang dapat menghalangi atau menentangnya, dan hanya kata "Kun Fayakun", maka terjadilah apa yang Dikehendaki-Nya.

Berdakwah Kepada Ayah Kandungnya
Aazar (merupakan ayah angkat dari Nabi Ibrahim AS, diriwayatkan oleh Ibn Mundzir dg sanad shahih dari Jarikh pada firman Allah swt : "ketika Ibrahim berkata pada ayahnya azar (QS Al An'am 74) bahwa azar bukan ayahnya, namun pamannya, bahwa Ibrahim adalah putra, ayah Nabi Ibrahim sama sebagaimana kaumnya yang lain, berTuhan dan menyembah berhala, ia adalah pedagang dari patung-patung yang dibuat dan dipahatnya sendiri dan dariya orang membeli patung-patung yang dijadikan persembahan. 


Nabi Ibrahim merasa bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah kepada orang lain ialah menyadarkan ayah kandungnya dulu orang yang terdekat kepadanya bahwa kepercayaan dan persembahannya kepada berhala-berhala itu adalah perbuatan yang sesat dan bodoh. 

Ia merasakan bahwa kebaktian kepada ayahnya mewajibkannya memberi penerangan kepadanya agar melepaskan kepercayaan yang sesat itu dan mengikutinya beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa.

Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang tuanya dan dengan kata-kata yang halus ia datang kepada ayahnya menyampaikan bahwa ia diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahwa ia telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh ayahnya. 


Ia bertanya kepada ayahnya dengan lemah lembut gerangan apakah yang mendorongnya untuk menyembah berhala seperti lain-lain kaumnya padahal ia mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun tidak dapat mendatangkan keuntungan bagi penyembahnya atau mencegah kerugian atau musibah. 

Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan kepada berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran setan yang memang menjadi musuh kepada manusia sejak Adam diturunkan ke bumi. 

Ia berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakannya berpaling dari berhala-berhala dan kembali menyembah kepada Allah yang menciptakan manusia dan semua makhluk yang dihidupkan memberi mereka rezeki dan kenikmatan hidup serta menguasakan bumi dengan segala isinya kepada manusia.

Aazar menjadi merah mukanya dan melotot matanya mendengar kata-kata seruan puteranya Nabi Ibrahim yang ditanggapinya sebagai dosa dan hal yang kurang patut bahwa puteranya telah berani mengecam dan menghina kepercayaan ayahnya bahkan mengajakkannya untuk meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama yang ia bawa. 


Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi dinyatakannya dalam kata-kata yang kasar dan dalam makian namun seakan-akan tidak ada hubungan di antara mereka. 

Ia berkata kepada Nabi Ibrahim dengan nada gusar: "Hai Ibrahim! Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan persembahanku ? Dan kepercayaan apakah yang engkau berikan kepadaku yang menganjurkan agar aku mengikutinya? 

Janganlah engkau membangkitkan amarahku dan coba mendurhakaiku. Jika engkau tidak menghentikan penyelewenganmu dari agama ayahmu tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan memburuk-burukkan persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku tidak sudi tinggal bersama denganmu di dalam suatu rumah di bawah suatu atap. Pergilah engkau dari mukaku sebelum aku menimpamu dengan batu dan mencelakakan engkau."

Nabi Ibrahim menerima kemarahan ayahnya, pengusirannya dan kata-kata kasarnya dengan sikap tenang, normal selaku anak terhadap ayah seraya berkata: "Wahai ayahku! 


Semoga engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah dan akan tinggalkan kamu dengan persembahan selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi orang yang celaka dan malang dengan doaku untukmu." Lalu keluarlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih karena gagal mengangkatkan ayahnya dari lembah syirik dan kafir.

Menghancurkan Berhala-berhala
Kegagalan Nabi Ibrahim dalam usahanya menyadarkan ayahnya yang tersesat itu sangat menusuk hatinya kerana ia sebagai putera yang baik ingin sekali melihat ayahnya berada dalam jalan yang benar terangkat dari lembah kesesatan dan syirik namun ia sadar bahwa hidayah itu adalah di tangan Allah dan bagaimana pun ia ingin dengan sepenuh hatinya agar ayahnya mendapat hidayah, bila belum dikehendaki oleh Allah maka sia-sialah keinginan dan usahanya. 


Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya dengan cara yang kasar dan kejam itu tidak sedikit pun memengaruhi ketetapan hatinya dan melemahkan semangatnya untuk berjalan terus memberi penerangan kepada kaumnya untuk menyapu bersih persembahan-persembahan yang bathil dan kepercayaan-kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid dan iman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Nabi Ibrahim tidak henti-henti dalam setiap kesempatan mengajak kaumnya berdialog dan bermujadalah tentang kepercayaan yang mereka anut dan ajaran yang ia bawa. 


Dan ternyata bahwa apabila mereka sudah tidak berdaya menolak dan menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Nabi Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan kebathilan kepercayaan mereka maka dalil dan alasan yang usanglah yang mereka kemukakan yaitu bahwa mereka hanya meneruskan apa yang bapak-bapak dan nenek moyang mereka lakukan sejak turun-temurun dan sesekali mereka tidak akan melepaskan kepercayaan dan agama yang telah mereka warisi.

Nabi Ibrahim pada akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi untuk berdebat dan bermujadalah dengan kaumnya yang keras kepala dan yang tidak mahu menerima keterangan dan bukti-bukti nyata yang dikemukakan oleh beliau dan selalu berpegang pada satu-satunya alasan bahwa mereka tidak akan menyimpang daripada cara persembahan nenek moyang mereka, walaupun telah Nabi Ibrahim menasihati mereka berkali-kali bahwa mereka dan bapak-bapak mereka keliru dan tersesat mengikuti jejak syaitan dan iblis. 


Nabi Ibrahim kemudian merancang akan membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan yang nyata yang dapat mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri bahwa berhala-berhala dan patung-patung mereka betul-betul tidak berguna bagi mereka dan bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.

Adalah sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan Babilonia bahwa setiap tahun mereka keluar kota beramai-ramai pada suatu hari raya yang mereka anggap sebagai keramat. 


Berhari-hari mereka tinggal di luar kota di suatu padang terbuka, berkemah dengan membawa perbekalan makanan dan minuman yang cukup. Mereka bersuka ria dan bersenang-senang sambil meninggalkan kota-kota mereka kosong dan sunyi. 

Mereka berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut beramai-ramai menghormati hari-hari suci itu. Nabi Ibrahim yang juga turut diajak untuk turut serta berlagak berpura-pura sakit dan diizinkanlah ia tinggal di rumah apalagi mereka merasa khawatir bahwa penyakit Nabi Ibrahim yang dibuat-buat itu akan menular dan menjalar di kalangan mereka bila ia turut serta.

"Inilah dia kesempatan yang ku nantikan." kata hati Nabi Ibrahim tatkala melihat kota sudah kosong dari penduduknya, sunyi senyap tidak terdengar kecuali suara burung-burung yang berkicau, suara daun-daun pohon yang gemerisik ditiup angin kencang. 


Dengan membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi menuju tempat beribadatan kaumnya yang sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci dan hanya deretan patung-patung yang terlihat diserambi tempat peribadatan itu. 

Sambil menunjuk kepada sesaji bunga-bunga dan makanan yang berada di setiap kaki patung berkata Nabi Ibrahim, mengejek: "Mengapa kamu tidak makan makanan yang lezat yang disajikan bagi kamu ini? Jawablah aku dan berkata-katalah kamu." 

Kemudian disepak, ditamparlah patung-patung itu dan dihancurkannya berpotong-potong dengan kapak yang berada di tangannya. Patung yang besar ditinggalkannya utuh, tidak diganggu yang pada lehernya dikalungkanlah kapak Nabi Ibrahim itu.

Terperanjat dan terkejutlah para penduduk, tatkala pulang dari berpesta ria di luar kota dan melihat keadaan patung-patung, tuhan-tuhan mereka hancur berantakan dan menjadi potongan-potongan terserak-serak di atas lantai. 


Bertanyalah satu kepada yang lain dengan nada heran dan takjub: "Gerangan siapakah yang telah berani melakukan perbuatan yang jahat dan keji ini terhadap tuhan-tuhan persembahan mereka ini?" 

Berkata salah seorang di antara mereka:" Ada kemungkinan bahwa orang yang selalu mengolok-olok dan mengejek persembahan kami yang bernama Ibrahim itulah yang melakukan perbuatan yang berani ini." 

Seorang yang lain menambah keterangan dengan berkata: "Bahkan dialah yang pasti berbuat, karena ia adalah satu-satunya orang yang tinggal di kota sewaktu kami semua berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu." 

Selidik punya selidik, akhirnya terdapat kepastian yang tidak diragukan lagi bahwa Ibrahimlah yang merusakkan dan memusnahkan patung-patung itu. 

Rakyat kota beramai-ramai membicarakan kejadian yang dianggap suatu kejadian atau penghinaan yang tidak dapat diampuni terhadap kepercayaan dan persembahan mereka. 

Suara marah, jengkel dan kutukan terdengar dari segala penjuru, yang menuntut agar si pelaku diminta bertanggungjawab dalam suatu pengadilan terbuka, dimana seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya.

Dan memang itulah yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim agar pengadilannya dilakukan secara terbuka di mana semua warga masyarakat dapat turut menyaksikannya. 


Karena dengan cara demikian beliau dapat secara terselubung berdakwah menyerang kepercayaan mereka yang bathil dan sesat itu, seraya menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan yang ia bawa, kalau di antara yang hadir ada yang masih boleh diharapkan terbuka hatinya bagi iman dari tauhid yang ia ajarkan dan dakwahkan. 

Hari pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berduyung-duyung mengujungi padang terbuka yang disediakan bagi sidang pengadilan itu.

Ketika Nabi Ibrahim datang menghadap Raja Namrudz yang akan mengadili ia disambut oleh para hadirin dengan teriakan kutukan dan cercaan, menandakan sangat gusarnya para penyembah berhala terhadap beliau yang telah berani menghancurkan persembahan mereka. 


Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh Raja Namrud: "Apakah engkau yang melakukan penghancuran dan merusakkan tuhan-tuhan kami?" 

Dengan tenang dan sikap dingin, Nabi Ibrahim menjawab: "Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya. 

Coba tanya saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya." 

Raja Namrudpun terdiam sejenak. Kemudian beliau berkata: "Engkaukan tahu bahwa patung-patung itu tidak dapat berbicara dan berkata mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya?" 

Tibalah masanya yang memang dinantikan oleh Nabi Ibrahim, maka sebagai jawaban atas pertanyaan yang terakhir itu beliau berpidato membentangkan kebathilan persembahan mereka, yang mereka pertahankan mati-matian, semata-mata hanya karena adat itu adalah warisan nenek-moyang. 

Berkata Nabi Ibrahim kepada Raja Namrud itu: "Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan? 

Alangkah bodohnya kamu dengan kepercayaan dan persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir dengan akal yang sehat bahwa persembahan kamu adalah perbuatan yang keliru yang hanya difahami oleh syaitan. 

Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kamu, menciptakan alam sekeliling kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dengan segala isi dan kekayaan. Alangkah hina dinanya kamu dengan persembahan kamu itu."

Setelah selesai Nabi Ibrahim menguraikan pidatonya itu, Raja Namrud mencetuskan keputusan bahwa Nabi Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai ganjaran atas perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mereka, maka berserulah para hakim kepada rakyat yang hadir menyaksikan pengadilan itu: "Bakarlah ia dan belalah tuhan-tuhanmu, jika kamu benar-benar setia kepadanya."

Dibakar Hidup-hidup
Keputusan mahkamah telah dijatuhkan. Nabi Ibrahim harus dihukum dengan membakar hidup-hidup dalam api yang besar sebesar dosa yang telah dilakukan. 


Persiapan bagi upacara pembakaran yang akan disaksikan oleh seluruh rakyat sedang dipersiapkan. Tanah lapang bagi tempat pembakaran disediakan dan diadakan pengumpulan kayu bakar dengan banyaknya dimana tiap penduduk secara gotong-royong harus mengambil bagian membawa kayu bakar sebanyak yang ia dapat sebagai tanda bakti kepada tuhan-tuhan persembahan mereka yang telah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim.

Berduyun-duyunlah para penduduk dari segala penjuru kota membawa kayu bakar sebagai sumbangan dan tanda bakti kepada tuhan mereka. 


Di antara terdapat para wanita yang hamil dan orang yang sakit yang membawa sumbangan kayu bakarnya dengan harapan memperoleh berkaharakah dari tuhan-tuhan mereka dengan menyembuhkan penyakit mereka atau melindungi yang hamil di kala ia bersalin. 

Setelah terkumpul kayu bakar di lapangan yang disediakan untuk upacara pembakaran dan tertumpuk serta tersusun laksana sebuah bukit, berduyun-duyunlah orang datang untuk menyaksikan pelaksanaan hukuman atas diri Nabi Ibrahim. 

Kayu lalu dibakar dan terbentuklah gunung berapi yang dahsyat yang sedang berterbangan di atasnya berjatuhan terbakar oleh panas yang ditimbulkan oleh api yang menggunung itu. 

Kemudian dalam keadaan terbelenggu, Nabi Ibrahim diangkat ke atas sebuah bangunan yang tinggi lalu dilemparkan ia kedalam tumpukan kayu yang menyala-nyala itu dengan iringan firman Allah: "Hai api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim."

Sejak keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan ke dalam bukit api yang menyala-nyala itu, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal karena iman dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi makanan api dan korban keganasan orang-orang kafir musuh Allah. 


Dan memang demikianlah apa yang terjadi tatkala ia berada dalam perut bukit api yang dahsyat itu ia merasa dingin sesuai dengan seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali temali dan rantai yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar hangus, sedang tubuh dan pakaian yang terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh oleh api, hal mana merupakan suatu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada hamba pilihannya, Nabi Ibrahim, agar dapat melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya kepada hamba-hamba Allah yang tersesat itu.

Orang ramai tercengang dengan keajaiban ini dan mula mempersoalkan kepercayaan kepada Raja Namrud. 


Malah anak perempuan Raja Namrud sendiri yaitu Puteri Raja mulai mempercayai agama yang dibawa oleh beliau. 

Lalu Puteri itupun mengaku di hadapan khalayak ramai bahwa Tuhan nabi Ibrahim a.s. adalah Tuhan yang sebenarnya. 

Ini telah menaikkan kemarahan beliau yang mengarahkan tenteranya untuk membunuh puterinya itu. Puteri itupun menuju ke arah api yang besar itu lalu berkata "Tuhan Nabi Ibrahim selamatkanlah aku". 

Puteri Raja pun turut terselamat dari terbakar dan dalam api yang membara itu kerena dia mengucap kalimah syahadah. 

Tindakan durhaka puterinya menjadikan hati Raja Namrud semakin membara. Dalam keadaan sehat tanpa suatu apapun, puteri raja keluar dari api tersebut, beliau serta tenteranya telah mengejarnya kedalam hutan. 

Ini memberi peluang kepada Nabi Ibrahim serta adik tirinya Sarah, bapaknya Azaar serta anak saudaranya Nabi Luth untuk melarikan diri. 

Raja Namrud dan tenteranya puas mencari Puteri Raja tetapi puteri itu telah hilang. Selepas sekian lama, merekapun pulang dan mendapati bahawa Nabi Ibrahim turut terlepas. 

Setelah peristiwa ini, Raja Namrud kian gelisah kerana rakyatnya mula hilang kepercayaan dengan kekuasaannya. Oleh itu, beliau berjanji pula untuk membunuh Tuhan nabi Ibrahim.

Mukjizat yang diberikan oleh Allah s.w.t. kepada Nabi Ibrahim sebagai bukti nyata akan kebenaran dakwahnya, telah menimbulkan kegoncangan dalam kepercayaan sebahagian penduduk terhadap persembahan dan patung-patung mereka dan membuka mata hati banyak daripada mereka untuk memikirkan kembali ajakan Nabi Ibrahim dan dakwahnya, bahkan tidak kurang daripada mereka yang ingin menyatakan imannya kepada Nabi Ibrahim, namun khawatir akan mendapat kesukaran dalam penghidupannya akibat kemarahan dan balas dendam para pemuka dan para pembesarnya yang mungkin akan menjadi hilang akal bila merasakan bahwa pengaruhnya telah beralih ke pihak Nabi Ibrahim.

Para istri Ibrahim
Ketika Sarah ditawan Fir’aun untuk dijadikan selir, Allah memberikan pertolongan kepada Sarah sehingga Fir’aun merasa takut, dan gagal menjadikan Sarah sebagai selirnya.


Karena gagal menjadikan Sarah sebagai selir, Fir’aun hendak menjadikan Sarah sebagai budak Hajar. 

Namun, pada akhirnya Hajar pun dihadiahkan kepada Ibrahim setelah sebelumnya Sarah diserahkan kepadanya. 

Menurut kitab Qishashul Anbiya karya Ibnu Katsir, Hajar adalah seorang putri bangsa Qibthi (Mesir).

Masih dalam buku berjudul Qishashul Anbiya, disebutkan bahwa istri Ibrahim yang terkenal hanya dua, sementara masih ada dua lainnya yang kurang terkenal. Daftar lengkapnya adalah:

  • Sarah
  • Hajar (putri bangsa Qibthi - Mesir)
  • Qanthura
  • Hajun
Dari Qanthura binti Yaqthan lahir enam orang anak, yakni Madyan, Zamran, Saraj, Yaqsyan, Nasyaq, dan yang keenam belum sempat diberi nama. 

Dari Hajun binti Amin lahir lima orang anak, yakni Kisan, Sauraj, Amim, Luthan, dan Nafis.

Catatan kaki    ^ "Muhammad Sang Nabi" - Penelusuran Sejarah Nabi Muhammad Secara Detail, karya Omar Hashem, Bab 1. Kondisi Geografis - Kafilah Nabi Ibrahim, Hal.9.
    ^ Sejarah singkat Bani Israel

Pranala luar
    (Indonesia) Kehidupan Nabi Ibrahim a.s
    (Indonesia) dzikir.org

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Nabi_Ibrahim


Foto : Istimewa

Abraham - 2.000 Tahun SM (dari Sisi Pandang Agama Yahudi & Kristen)

Jakarta (PerpustakaanTanahImpian) - Abraham (bahasa Ibrani: אַבְרָהָם, Standar Avraham Tiberias ʾAḇrāhām Ashkenazi Avrohom atau Avruhom; bahasa Arab: ابراهيم, Ibrāhīm ; Ge'ez:, ʾAbrəham) adalah tokoh penting dalam Alkitab dan Al-Quran. 

Agama Yahudi dan Kristen mengakuinya sebagai patriarkh, sementara dalam tradisi Islam ia dikenal sebagai Nabi Ibrahim. Dalam tradisi agama Abrahamik, Abraham adalah bapak rohani dari banyak orang.

Menurut Alkitab, Abraham dipanggil Allah dari Mesopotamia ke negeri Kanaan, sekitar tahun 2000 SM. Di sana ia mengadakan perjanjian: Abraham diminta mengakui bahwa Yahweh adalah Tuhan dan otoritas tertinggi satu-satunya dan universal, dan untuk itu Abraham akan diberkati dengan keturunan yang tak terhitung banyaknya. Kehidupannya yang dikisahkan dalam Kitab Kejadian (pasal 11–25) dapat mencerminkan berbagai tradisi.

Nama aslinya adalah Abram (bahasa Ibrani: אַבְרָם, Standar Avram Tiberias ʾAḇrām ; "bapa (ab) yang terpuji" atau "bapa[-ku] dipuji/dimuliakan" (bandingkan Abiram). Belakangan dalam hidupnya ia dikenal dengan nama "Abraham", seringkali disebut pula sebagai av hamon (goyim) "bapak dari banyak (bangsa)" menurut Kejadian 17:5, meskipun dalam bahasa Ibrani kata ini tidak mempunyai arti harafiah.

Abraham dalam pandangan agama samawi
Abraham mempunyai arti yang sangat penting bagi semua agama samawi yaitu Yahudi, Kristen dan Islam. Islam menganggap Ibrahim sebagai bapaknya orang-orang mu'min, karena Allah menetapkannya demikian. Ia adalah contoh ideal dari seorang yang disebut mu'min. Ini ditunjukkannya dengan penyerahan diri yang sempurna kepada Allah, dengan kesediaannya untuk menyembelih anak kesayangannya.

Agama Yahudi memandang Abraham sebagai salah satu leluhur mereka. Di dalam Kitab Suci Ibrani, Allah sering menyatakan diri-Nya sebgai "Allah Abraham, Ishak, dan Yakub". Hal ini misalnya terjadi ketika Allah menyatakan diri kepada Musa di padang belantara di Midian: "Lagi Ia berfirman: 'Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.' Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah." (Keluaran 3:6).

Bagi orang Kristen, Abraham adalah bapak orang percaya. Imannya menjadi teladan bagi semua orang. Surat Ibrani mengatakan demikian: "Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui... Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal" (Ibrani 11:8, 17).

Dengan demikian, Abraham adalah bapak yang sama bagi ketiga agama ini, sekaligus mengingatkan bahwa ketiga-tiganya mempunyai akar yang sama, yaitu monoteisme. Untuk itu Ibrahim disebut juga sebagai Bapak Monoteisme Dunia.

Abraham dalam Islam
Dalam agama Islam, Abraham disebut Ibrahim. Ia merupakan salah satu dari lima nabi Ulul Azmi. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Ibrahim melakukan pencarian Tuhan yang panjang. Ia pernah menyembah matahari, bulan, dan bintang sebelum akhirnya bertaubat. Ibrahim juga penentang masyarakatnya yang pagan termasuk bapaknya Azar. Dalam Al-Qur'an disebutkan pula bahwa Ibrahim bukan seorang Yahudi atau Nasrani, tetapi ia adalah Muslim. Berbeda dengan dalam Kitab Kejadian, para penafsir Al-Qur'an menyepakati bahwa yang disembelih Ibrahim bukanlah Ishaq namun Isma'il meskipun dalam Al Qur'an (surat Ash Shaaffaat: ayat 102-107) hanya disebutkan bahwa Ibrahim (atau Abraham) akan mengorbankan anaknya dan tidak menyebutkan nama anak itu.

Sejarawan Islam al-Tabari percaya bahwa janji yang ditulis dalam surat Ash Shaaffaat ayat 100-101 diberikan kepada Ibrahim ketika masih di Suriah dan hanya mempunyai satu istri, yaitu Sara, sehingga anak yang dikorbankan adalah Ishak:

    "Dari bukti yang disebutkan terdahulu dalam Quran sesungguhnya adalah Ishak, firman Allah memberitahukan kepada kita tentang doa sahabat-Nya, Ibrahim, ketika ia meninggalkan umatnya untuk pindah ke Suriah bersama Sara. Ibrahim berdoa, 'Aku akan pergi kepada Tuhanku yang akan menuntunku. Tuhanku! Berikanlah aku anak yang saleh.' Ini terjadi sebelum ia mengenal Hagar, yang akan menjadi ibu Ismail. Setelah menyebut doa itu, Allah kemudian menggambarkan doa ini dan mengatakan bahwa Ia telah meramalkan kepada Abraham bahwa ia akan mempunyai anak yang lembut. Allah juga mengatakan penglihatan Ibrahim tentang pengorbanan anaknya apabila anak itu cukup umurnya untuk berjalan bersamanya. Quran tidak menyebut berita mengenai anak laki-laki akan diberikan kepada Ibrahim kecuali dalam hal yang merujuk kepada Ishak, dimana Allah berkata, '

Dan istrinya, berdiri di sampingnya tertawa ketika Kami memberikan kepadanya berita mengenai Ishaq, dan setelah Ishaq, Yaqub', dan 'Kemudian ia menjadi takut akan mereka'. Mereka berkata. 'Jangan takut!' dan memberikannya berita tentang anak yang bijak. Lalu istrinya mendekat, mengeluh dan memukul wajahnya, dan berseru, 'Perempuan tua yang mandul'. Jadi, bilamana Quran menyebut Allah memberikan berita kelahiran anak laki-laki kepada Ibrahim, itu merujuk kepada Sara (dan kepada Ishaq) dan hal yang sama benar untuk firman Allah 'Jadi Kami memberikan kepadanya berita tentang anak yang lembut', sebagaimana ini benar untuk semua rujukan dalam Quran."

    Riwayat yang menyebutkan anak itu bernama Ishaq turun kepada kami melalui Abu Kurayb- Zayd b. al-Hubab- al-Hasan b. Dinar- 'Ali b. Zayd b. Jud'an- al-Hasan- al-Ahnaf b. Qays- al-'Abbas b. 'Abd al-Muttalib- Sang Nabi dalam suatu percakapan berkata, ‘Lalu kami menebusnya dengan korban yang besar.' Dan ia juga berkata, ‘Ia adalah Ishaq.'"


    Menurut al-Husayn b. Yazid al-Tahhan - Ibn Idris - Dawud b. Abi Hind - 'Ikrimah - Ibn 'Abbas: Dia yang Abraham disuruh untuk mengorbankan adalah Ishaq. Menurut Ya'qub - Ibn 'Ulayyah - Dawud - 'Ikrimah - Ibn 'Abbas: Korban itu ialah Ishaq.


    Menurut Musa b. Harun - 'Amr b. Hammad - Asbat - al-Suddi - Abu Malik and Abu Salih - Ibn 'Abbas and Murrah al-Hamdani - Ibn Mas'ud dan beberapa sahabat Nabi: Ibrahim diperintahkan dalam mimpi untuk "melaksanakan janjimu bahwa jika Allah memberikan seorang anak laki-laki melalui Sara, engkau akan mengorbankannya."



Abraham menurut pandangan Yahudi dan Kristen

Abraham bernama asli Abram. Ia adalah anak Terah, berasal dari Ur-Kasdim. Abram lahir ketika Terah berusia 130 tahun (mengingat Abram berusia 75 tahun ketika Terah wafat pada usia 205 tahun). Lalu Terah membawa Abram, anaknya, serta cucunya, Lot, yaitu anak Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram, anaknya; ia berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana. Umur Terah ada 205 tahun; lalu ia mati di Haran. Setelah itu, Abram dan istrinya Sarai, Lot (anak dari saudara laki-laki Abram, Haran), dan semua pengikutnya, kemudian pergi ke Kanaan. Abram berumur 75 tahun, ketika ia berangkat dari Haran. TUHAN memerintahkan Abram untuk pergi ke "negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu", dan berjanji untuk memberkatinya dan membuatnya bangsa yang besar. Karena percaya akan janji-Nya ini, Abram pergi ke Sikhem, dan menerima janji baru bahwa negeri itu akan diberikan pada keturunannya. Setelah membangun sebuah mezbah untuk memperingati perjanjian ini, ia pergi dan memasang kemah di antara Betel dan Ai, di mana ia membangun sebuah mezbah lagi dan "memanggil nama TUHAN."

Di sini ia tinggal untuk beberapa waktu, sampai ketika ada perselisihan antara gembala-gembalanya dan gembala-gembala Lot. Abram mengusulkan pada Lot bahwa mereka berpisah, dan mengijinkan keponakannya untuk memilih lebih dahulu. Lot memilih tanah yang subur di sebelah timur sungai Yordan, sementara Abram, setelah menerima janji lagi dari TUHAN, pergi ke Mamre, dekat Hebron, dan mendirikan mezbah lagi bagi TUHAN.

Berdoa untuk Sodom
Dalam cerita mengenai Lot dan pemusnahan Sodom dan Gomora, Abram muncul ketika ia memohon pada TUHAN untuk mengasihani Sodom. Di saat itu, TUHAN mengatakan kepada Abram bahwa Ia akan turun dan melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh-kesah orang yang telah sampai kepada-Nya atau tidak.

Di Mesir
Karena kelaparan yang hebat, Abram dan keluarganya pergi ke Mesir (26:11, 41:57, 42:1), di mana ia takut bahwa kecantikan istrinya akan menawan hati orang-orang Mesir. Karena itu ia berdusta bahwa Sarai adalah saudara perempuannya. Ini tidak menyelamatkannya dari Firaun, yang mengambilnya untuk harem pribadinya dan memberi Abram banyak ternak dan budak. Tapi ketika TUHAN menimpakan tulah yang hebat pada Firaun, Abram dan Sarai meninggalkan Mesir.

Hagar dan Ismael
Karena Sarai tidak dapat mengandung, janji Tuhan bahwa keturunan Abraham akan mewarisi tanah perjanjian tampak seperti mustahil. Sarai, sesuai dengan kebiasaan saat itu, memberi hamba perempuannya yang bernama Hagar kepada Abram. Ketika Hagar mengandung anak Abram, ia menjadi sombong dan merendahkan Sarai. Sarai mengusirnya ke padang gurun. Hagar dijanjikan bahwa keturunannya akan menjadi sangat banyak, "sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya." Maka Hagar kembali dan anaknya Ismael adalah keturunan Abram yang pertama. Dalam agama Islam, Ismael adalah pewaris Abram. Hagar dan Ismael kemudian diusir dari Abram oleh Sarai selamanya (Kejadian 21), tetapi Alkitab menyebutkan bahwa Ismael adalah anak yang dilahirkan dari budak yang bernama Hagar, yaitu wanita Mesir yang menjadi budak bagi keluarga Abraham -- pelayan bagi Sara. Menurut adat istiadat pada waktu itu, yang terhitung sebagai anak adalah dari istri yang sah, dalam hal ini maka Ishak-lah yang paling berhak disebut sebagai ahli waris.

Dalam agama Kristen dan Yahudi disebutkan bahwa yang disebut keturunan Abraham adalah berasal dari Ishak (Kejadian 21:12 Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.)

Perjanjian sunat
Nama Abraham diberikan pada Abram (dan Sara pada Sarai) pada waktu yang sama dengan perjanjian sunat (Kejadian 17), yang dipraktikkan dalam agama Yahudi dan Islam sampai hari ini. Sekarang Abraham dijanjikan bukan saja keturunan yang banyak, melainkan juga bahwa keturunan ini akan berasal dari Sara, dan juga bahwa negeri di mana ia tinggal akan menjadi milik keturunannya. Perjanjian ini dipenuhi lewat Ishak, walaupun Tuhan berjanji bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang besar pula. Perjanjian sunat (tidak seperti janji-janji lainnya) memiliki dua sisi dan bersyarat: bila Abraham dan keturunannya memenuhi janji mereka, TUHAN akan menjadi Tuhan mereka dan memberi mereka negeri tersebut.

Ujian iman Abraham
Beberapa waktu setelah kelahiran Ishak, Abraham diperintahkan Tuhan untuk mengorbankan Ishak di gunung Moria. Sebelum Abraham sempat mematuhi hal ini, ia dicegah seorang malaikat dan ia mengorbankan seekor domba jantan. Sebagai imbalan akan kepatuhannya ini ia menerima janji lain bahwa ia akan membuat keturunannya "sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut", dan bahwa mereka "akan menduduki kota-kota musuhnya."

Sara wafat
Sara wafat dalam usia lanjut, 127 tahun. Saat itu Ishak masih berusia 37 tahun dan belum menikah. Untuk menguburkan istrinya itu, Abraham membeli sebidang tanah ladang beserta suatu gua yang bernama gua Makhpela dari Efron bin Zohar, orang Het itu. Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua ladang Makhpela itu, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan. Istri ketiga, Ketura


Abraham mengambil pula seorang isteri, namanya Ketura. Perempuan itu melahirkan baginya Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah. Yoksan memperanakkan Syeba dan Dedan. Keturunan Dedan ialah orang Asyur, orang Letush dan orang Leum. Anak-anak Midian ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan Eldaa. Itulah semuanya keturunan Ketura.

Warisan Abraham
Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak, tetapi kepada anak-anaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh mereka--masih pada waktu ia hidup--meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur.

Akhir hayat
Abraham mencapai umur 175 tahun lalu ia meninggal. Ia mati pada waktu telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya. Dan putra-putranya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre, yang telah dibeli Abraham dari bani Het; di sanalah terkubur Abraham dan Sara isterinya.

Berabad-abad kemudian makam ini menjadi tempat kunjungan agama dan umat Islam membangun Masjid Ibrahim di tempat ini.

Perhitungan waktu
Selisih usia


    Abraham lebih tua dari
        Sara: 9 tahun (Kejadian 21:5)
        Ismael: 86 tahun (Kejadian 16, Kejadian 17)
        Ishak: 100 tahun (Kejadian 17, Kejadian 21)


Masa hidup

    Abraham berusia 75 tahun ketika berangkat dari Haran ke tanah Kanaan (Kejadian 12:4).
    Abraham berusia 85 tahun ketika Sara memberikan Hagar hambanya kepada Abraham supaya mendapat anak; waktu itu mereka sudah tinggal di Kanaan 10 tahun (Kejadian 16:3).
    Abram berusia 86 tahun ketika Hagar melahirkan Ismael baginya (Kejadian 16:16)
    Abraham berusia 99 tahun ketika disunat (Kejadian 17:17 dan 24).
    Abraham berusia 100 tahun ketika Sara melahirkan Ishak baginya (Kejadian 21:5).
    Abraham mati pada usia 175 tahun, ketika Ishak berusia 75 tahun, Ismael 89 tahun (Kejadian 23:1), serta Esau dan Yakub berusia 15 tahun (Kejadian 25).

Silsilah
Menurut catatan Alkitab, silsilah Abraham adalah sebagai berikut:







(isteri)










(isteri)










































































































































Abraham















































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































Referensi dan pranala luar

    ^ Kejadian 11:26
    ^ Kejadian 11:19, Kejadian 16:3, Kejadian 25:1
    ^ Kejadian 16:15
    ^ Kejadian 21:2-3
    ^ Kejadian 25:2
    ^ Kejadian 11:26
    ^ Kejadian 20:12
    ^ Kejadian 11:31
    ^ Kejadian 23:19, Kejadian 25:9
    ^ Kejadian 25:7
    ^ Garis waktu
    ^ JewishEncyclopedia.com menyatakan, "Bentuk 'Abraham' tidak memberikan makna apapun dalam bahasa Ibrani". Banyak penafsiran yang diajukan, termasuk analisis terhadap unsur pertama abr- "kepala" atau "pemimpin", namun kata ini tidak menghasilkan makna yang berarti untuk unsur yang kedua.
    ^ Al-Tabari, The History of al-Tabari, Vol. II, Prophets and Patriarchs, trans. William M. Brenner [State University of New York Press, Albany 1987], p. 89
    ^ Al-Tabari, The History of al-Tabari, Vol. II, Prophets and Patriarchs, trans. William M. Brenner [State University of New York Press, Albany 1987], pp. 82-83
    ^ Al-Tabari, The History of al-Tabari, Vol. II, Prophets and Patriarchs, trans. William M. Brenner [State University of New York Press, Albany 1987], p. 84
    ^ Al-Tabari, The History of al-Tabari, Vol. II, Prophets and Patriarchs, trans. William M. Brenner [State University of New York Press, Albany 1987], p. 86
    ^ Kejadian 11:31-32
    ^ Kejadian 12:1-3
    ^ Kejadian 12:5-8
    ^ a b (Indonesia) I. Snoek. 2004, Sejarah Suci, Jakarta: Gunung Mulia. Hlm. 43.
    ^ Kejadian 23:1-19
    ^ Kejadian 25:1-6
    ^ Kejadian 25:5-6
    ^ Kejadian 25:7-10 
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham
Dari Adam sampai IbrahimKitab Kejadian dalam fasal 4, 5, 11, 21, dan 25 memberi
silsilah  nenek  moyang  Ibrahim sampai Nabi Adam dalam garis lurus, secara sangat teliti.  Dengan  menyebutkan umur  masing-masing,  umur  bapak ketika anaknya lahir, daftar  itu  memudahkan  kita  untuk  menemukan   tahun kelahiran  dan  kematian  tiap-tiap  orang  tua, sampai kepada Adam, seperti tertera dalam daftar di bawah ini.

SILSILAH NABI ADAM

No. Nama     Tahun kelahiran   Lama   Tahun kematian
             sesudah tercipta  hidup      sesudah
                  Adam        (tahun) terciptanya Adam

 1. Adam               000          930         930
 2. Seth                 130          912        1042
 3. Enokh              235          905        1140
 4. Kenan              325          910        1235
 5. Mahaleel          395          895        1290
 6. Jered               460          962        1422
 7. Henoe              622          365         987
 8. Meluschelach   687          969        1656
 9. Lemek             876          777        1653
10. Noch            1056          950        2006
11. Sem             1556          600        2156
12. Arpasehad    1658          438        2096
13. Sehelach      1693          433        2126
14. Heber           1723          464        2187
15. Peleg           1757          239        1996
16. Rehu            1787          239        2026
17. Serug           1819          230        2049
18. Nakhar          1849          148        1997
19. Terah            1878          205        2083
20. Ibrahim         1948          175        2123
 

Daftar ini disusun menurut keterangan yang berasal dari teks  Sakerdotal daripada Kitab Kejadian. Teks tersebut adalah satu-satunya teks yang memberi  kepastian.  Kita dapat  mengambil  kesimpulan  dari  teks tersebut bahwa Nabi Ibrahim, menurut Bibel, dilahirkan pada tahun 1948 sesudah Nabi Adam.

BIBEL, QUR-AN, dan Sains Modern
Dr. Maurice Bucaille

Sumber: http://media.isnet.org/islam/Bucaille/BQS/PLAdam.html


Foto : Istimewa

Budaya Arab Ternyata Warisan dari Budaya Agama Kristen