Jendela Nusantara

Sabdo Palon & Naya Genggong Nagih Janji

Pendapat James Churchward Mengenai Lemuria

Papua (PerpustakaanTanahImpian). - James Churchward Tahun 1.851 M – 1.936 M turut mendorong populernya ide dari Augustus Le Plongeon, yang dituangkan dalam  sebuah seri buku-bukunya, antara lain: Lost Continent of Mu, the Motherland of Man Tahun 1.926 M, yang kemudian di-edit ualng menjadi, The Lost Continent Mu pada Tahun 1.931 M, yang kemudian ditulis dalam buku populer yang berjudul  The Children of Mu pada Tahun 1.931 M, dan The Sacred Symbols of Mu pada Tahun 1.933 M.

Churhward mengatakan bahwa uraian yang terdapat di dalam buku-bukunya tersebut, diambil dari transkrip huruf-huruf kuno, yang terdapat pada dua buah tablet tanah yang diperlihatkan oleh Pendeta Tinggi di India (ketika dia sedang berdinas sebagai militer di sana), dan juga dari 2500 tablet batu bertulis dari reruntuhan Maya di Meksiko yang dikumpulkan oleh William Niven. 
Dari 2500 tablet batu tersebut, Churchward menyimpulkan bahwa di Tanah Mu atau Le-MU-ria  ada peradaban tinggi Bangsa “Naacal” yang berkembang sejak 50.000 tahun s/d 12.000 Tahun lalu (48.000 Tahun SM s/d 10.000 Tahun SM), yang musnah karena bencana alam. 
Ketika terjadi bencana besar tersebut populasi bangsa  Mu sudah mencapai  64 juta penduduk, dan meninggalkan banyak kota-kota besar, dan koloni-nya diberbagai tempat di dunia. 
Salah satu ciri dari peninggalan bangsa Mu atau Naacal ini adalah, simbol (Dewa) Matahari dan Manusia Burung yang terukir diberbagai Artefak, sebagai peninggalan Megalitik di banyak tempat di dunia, termasuk patung-patung batu besar (Moai) di Pulau EasterPolinesia.  

Berbeda dengan pendapat Augustus Le Plongeon, Churhward percaya bahwa daratan besar yang tenggelam dari leluhur bangsa Maya (dan juga bangsa-bangsa lainnya, termasuk Mesir dan Yunani) adalah di tengah-tengah Samudra Pasific, bukan di Samudra Atlantic.

Sumber : Dari berbagai sumber

Foto : Istimewa

Budaya Arab Ternyata Warisan dari Budaya Agama Kristen