Jendela Nusantara

Sabdo Palon & Naya Genggong Nagih Janji

KEMBALI KE KEJAYAAN NUSANTARA TAK HANYA SEJARAHNYA


KEMBALI KE KEJAYAAN NUSANTARA TAK HANYA SEJARAHNYA
Peta Nusantara kuno yang baru ditemukan menunjukan titik pusat rotasi bumi.

Penulis, peneliti, pencinta budaya Nuswantara (Nusantara Raya- Semesta Dunia). Sekarang sangat bersemangat menemukan kembali Jejak Leluhur dan mempelajari sejarah Ilmu, Teknologi dan Pengetahuan Leluhur, jika mungkin menuliskannya. Leluhur yang meninggalkan jejak bahwa Nusantara adalah Asal Mula Peradaban Dunia.
 
Sejarah Nusantara adalah sejarah Negeri jaya, sejahtera teratur. Negeri yang didirikan oleh Dewa/Dewi sehingga Nusantara pun adalah miniatur Kahyangan, tempat para Dewa bertahta dan bergembira.
 
Karena istimewanya Nusantara hingga harum namanya tersebar ke seluruh dunia. Dicarilah tempat dimana semua tanaman tumbuh, rempah-rempah melimpah. Hingga Plato pun menuliskannya dengan nama Atlantis. Ya..Atlantis ada disini negeri yang dicari-cari hingga orang Barat singgah lebih dulu di India lalu tiba di Indonesia kemudian. Karena Barat mengenal India lebih dahulu lalu mereka menganggap India yang mempengaruhi “Indonesia” padahal sebaliknya. Hindustan adalah salah satu kabupaten dari Kerajaan Induk di Nusantara (Magadha yang ada di Bandung)
 
Sejarah Nusantara yang hingga kini masuk dan diajarakan kepada seluruh Murid Se-Nusantara, dan juga dunia  pendidikan “Indonesia” masihlah Sejarah oleh Kolonial (baca Penjajah Belanda dan sistem serta isi buku teks sejarah dari negeri Anglo Saxon). Untuk itu kini, mulai tahun 2011, sudah saat dan waktunya Bangsa Indonesia, se Nusantara dari Sabang-sampai Merauke, atau semesta Alam Raya mengklaim kembali Kejayaan Nusantara, mungkin mulai dari Sejarah sebelum Kerajaan Majapahit runtuh, Sejarah Nusantara sebelum tahun 1511.
 
Di antara yang harus diklaim Kejayaan Nusantara adalah dengan membuka dan menggali bukti-bukti peninggalan kerajaan-kerajaan yang jaya pada masalalu, dan mentransformasi kembali Ilmu Pengetahuan di masalalu, agar Indonesia dapat kembali Jaya.
 
1. Nusantara bukan dipengaruhi India, namun sebaliknya. Pada jaman dahulu, India-(Hindustan) adalah salah satu kadipaten dari kerajaan di Nusantara.
2. Wayang adalah sejarah kehidupan raja dan rakyat di Nusantara dahulu kala, Kisah Nyata dan bukan Filsafat. Wayang adalah Asli buatan dan ciptaan Raja di Nusantara sejak Abad lalu. Itulah kejeniusan Leluhur Nusantara dalam menjaga kisah dan sejarahnya. Wayang bukan dari India. Ramayana terjadi disini, Poncowati adalah letak keraton Rama dan Majelengka letak keraton Rahwana.
3. Gatot Kaca adalah nyata bisa terbang dan keraton Gatot Kaca ada di Sulawesi.
4. Kerajaan besar di Jawa tidak Hanya Majapahit.
Keraton Majapahit pun berpindah-pindah, karena Raja baru akan mendirikan Keraton ketika menjadi raja dan memuliakan Keraton Leluhur atau sebelumnya. 
5. Berhenti mem-Pajajar-kan kerajaan di Jawa Barat, Pajajaran hanya kerajaan kecil. Kerajaan besar di Jawa Barat adalah kerajaan Galuh dengan Rajanya Mahaprabu Siliwangi atau Sang Mahaprabu Suryakencana dengan kerajaannya sampai ke Ujung Galuh (Surabaya)
6. Berhenti men-Sriwijaya-kan kerajaan di Sumatera. Kerajaan besar di Sumatera justru Matswapati yang merupakan Kerajaan Induk pada masanya. `
7. Sansekerta adalah bahasa Asli Nusantara dengan Huruf Pallawa yang diajarkan oleh Dewa/i dan Batara/Batari. Sankrit India adalah sanskrit muda. Nama-nama tempat, desa dengan bahasa Sansekerta tersebar di seluruh dunia, yang ada dalam Sansekerta Nusantara tapi tidak sanseskerta India seperti Dahana (di Afrika dan Polandai), Selo Bimo ada di Rusia.
Atlantis adalah Kadipaten di Nusantara yang kekuasaannya dan keharuman namanya tersebar hingga mancanegara, dengan Ratunya Kanjeng Ratu Kidul atau Nimas Pagedongan, Nimas Angin-angin (Beliau adalah Putri dari Mahaprabu Aji Jayabaya). Tanda-tanda Jaman sudah mulai terjadi, candi-candi, dan peninggalan leluhur di bawah tanah akan terkuak. Ramalan Sang Mahaprabu Aji Jayabaya benar adanya. Bencana di seluruh dunia. Munculnya karya adiluhung bangsa Nusantara yang sebelumnya hanya dipikir hanya ada di Mesir, di Nusantara piramid tersebar dimana-mana. Di Mesir, karena rajanya tidak bisa Moksa maka dimumi.
Raja-raja dan Ratu-ratu serta rakyat Nusantara di masa lalu tak meninggalkan jejak makam karena Beliau Moksa. Poin-poin di atas dapat dibuktikan dan akan dibukti dengan penemuan dan penggalian berbagai Peninggalan Kerajaan di seluruh Nusantara.
Candi Cetho dan Candi Penataran adalah cerita tentang bukti-bukti kebesaran Nusantara.. Bahwa suku Indian Maya pun dulu tunduk pada Nusantara… Sekali lagi, mari bersama bangkitkan semangat, kembali ke Ajaran Leluhur, muliakan Nenek Moyang yang telah membangun negeri Nusantara.
Hindari pengrusakan atas peninggalan dan bukti-bukti karya para leluhur.
Hentikan penghinaan pada praktek-praktek yang memuja Leluhur dengan tatacara yang diajarkan Leluhur, yaitu dengan dupa, dan sajen.
Hentikan penyebutan penganut ajaran Leluhur sebagai Animisme, karena sejarah Nusantara dipenuhi oleh istilah (term) yang menghina diri sendiri, mengkerdilkan bangsa sendiri sebagai buah penjajahan. Animisme adalah term yang dipakai kaum Barat yang tidak mengerti dan memahami bahwa ada cara komunikasi dengan leluhur, Roh, Arwah ada aturan dan Bisa.
Sumber informasi adalah hasil Temuan Tim Turangga Seta, yang telah melakukan Penelitian lapangan ke tempat-tempat peninggalan Leluhur. Yang membedakan Turangga Seta dengan Sejarahwan atau Arkeolog adalah TIDAK MENGGUNAKAN LITERATUR hasil interpretasi pihak lain/khususnya dari Belanda. Melainkan langsung pembacaan dari prasasti asli (huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta) yang bukan dari India atau terjemahan2 dari Belanda. Adapun literatur yang digunakan antara lain Serat Kandabuana dan komunikasi dari Leluhur Langsung.

Sumber:
Turangga Seta bisa didapakan informasinya dari Lakubecik.org atau Group: GregetNuswantara.group.facebook

Hubungan antara Zabag di Sumatera. dan Zanzibar

South Africa East Coast
Jakarta (PerpustakaanTanahImpian) - Di afrika juga ada masyarakat yang disebut Zanj yang mendominasi pantai timur Afrika hampir sepanjang millennium pertama masehi. 

Lalu siapakah Zanj, yang namanya merupakan asal dari nama bangsa Azania, Zanzibar dan Tanzania? 

Tak banyak diketahui. Tapi ada petunjuk yang mengarahkan kesamaan Zanj Afrika dengan Zanaj atau Zabag di Sumatera.

Sumber:
http://www.armhando.com/2012/02/bukti-pelaut-nusantara-lebih-hebat-dari.html

Foto : Istimewa

Mana yang baik "Anjing vs Kucing"

Jakarta (PerpustakaanTanahImpian) - Menurut penelitian para ahli (salah satunya - Profesor Stephen Opphenheimer), bahwa domestikasi (Asal Usul) Anjing adalah di bumi Nusantara ini. Sehingga seharusnya, secara "Ceteris Paribus" pola interaksi di dalam masyarakat yang hidup berdampingan pun mempunyai sifat-sifat Anjing yang sangat baik, yakni; setia, loyal, berkomitmen, dan masih banyak lagi, kebaikan-kebaikan dari sifat-sifat Anjing itu sendiri.

Anjing sebagai binatang yang baik, selalu disudutkan keberadaannya dengan segudang labeling, dan posisinya digantikan dengan Kucing.

Lagi-lagi penciptaan friksi logika kedalam masyarakat Indonesia oleh tentunya Pihak Asing (Bisa Bangsa Barat, Bisa Bangsa Timur Tengah, Bisa juga Bangsa Asia Timur). Secara kasat mata apa untungnya? Memang tidak terlihat.

Seperti saya katatakan di artikel lain di laman ini, bahwa penciptaan friksi logika tersebut, akan berakibat dalam proses jangka panjang, yang akhirnya akan menciptakan logika bangsa ini yang tidak searah dengan kenyataannya, atau bahkan justru meniru prilaku labeling itu sendiri.

Bangsa kita sekarang ini memasuki sebagai "Bangsa Kucing" dimana yang kita kenal, 99,9% kucing tidak setia, tidak loyal, tidak mempunyai komitmen, dan masih banyak lagi.

Lagi-lagi, friksi logika itu terjadi. Dimana seharusnya orang justru bangga jika dikatakan dirinya "Setia, Loyal, Berkomitmen" seperti Anjing. Tetapi saat ini, anehnya, banyak orang justru bangga jika dikatakan dirinya sebagai Kucing, yang nobatene, tidak setia, tidak loyal, dan tidak mempunyai komitmen.

Selanjutnya, silahkan Anda cermati sendiri....

Sapto Satrio Mulyo

Pembalikan Makna Buaya

Jakarta (PerpustakaanTanahImpian) - Selama ini, orang yang baik akan merasa dirinya terhina, ketika ia dikatakan sebagai seorang Buaya. Karena konotasi yang dibuat di Indonesia ini adalah seorang Playboy

Beberapa kali saya tugas belajar di luar negeri (Eropa dan Asia), dan saya menanyakannya kepada para mahasiswa asing di lingkungan saya sekolah, mereka tidak mengenal makna Buaya sebagai Playboy, kalau Kelinci sebagai Playboy mereka sepakat, karena Tukang Kawin.

Dan dari berbagai literatur yang saya baca, bahkan ada yang memberikan keterangan, jika dari salah satu pasangannya mati, yang ditinggalkan berusaha bunuh diri. Itulah kesetiaan Buaya.


Ini adalah salah satu penciptaan friksi logika kedalam masyarakat Indonesia oleh tentunya Pihak Asing (Bisa Bangsa Barat, Bisa Bangsa Timur Tengah, Bisa juga Bangsa Asia Timur). Secara kasat mata apa untungnya? Memang tidak terlihat.

Tetapi, dalam proses jangka panjang akan menciptakan logika bangsa ini yang tidak searah dengan kenyataannya, atau bahkan justru meniru prilaku labeling itu sendiri.


Contoh yang gampang, ada satu suku di Indonesia yang membawa simbol buaya sebagai kesetiaan, hal ini diterapkan pada saat acara lamaran perkawinan, dimana mereka membawa simbol roti buaya, sebagai lambang kesetiaan. Tetapi justru merekalah target infiltrasi bangsa asing tersebut. Hasilnya, sekarang mereka memiliki predikat "Tukang Kawin".

Kenyataannya, Buaya adalah binatang yang paling setia, karena mereka hanya mempunyai satu pasangan seumur hidupnya. Oleh karenanya, orang Betawi membawa "Roti Buaya" dalam acara lamaran Pernikahan, karena harapannya adalah "Setia Sehidup Semati".

Disinilah, friksi logika itu terjadi. Dimana seharusnya orang justru bangga jika dikatakan dirinya "Setia" seperti Buaya.

Setelah membaca artikel ini, saya harap Anda semua, tidak memperolok pria atau wanita pese!ingkuh, tidak lagi dengan membawa Hewan yang paling setia ini...

Selanjutnya, silahkan Anda cermati sendiri.... (SSM)

Kata-kata Pengganti Kata-kata Arab

Sate (Salin Tempel) dari Grup WA Tetangga
*KAMUS ARAB BEBALI*
Beberapa istilah Bali, mangde ten nganggen istilah orang lain yg sesungguhnya kita yg kurang mempublikasikannya, rarisang.
Syukur = angayu bagia
Amin = swaha, sidhirastu
Ikhlas = tulus, lascarya
Halal = suklaà
Haram = cemer, leteh, letuh
Kiamat = prelaya
Sabar = ksanti
Tobat = kapok
Fitnah = Pisuna
Berkat, ridho = pasuecan, anugrah, karunia
Insyaallah = dumogi, Om awighnamastu, Om Sidhirastu
Syukur, Alhamdulillah = astungkara
Bajik = laksana becik, susila, sukerthi
Bathil = dursila
Erhika = sesana, anggah ungguh
tdk etis = dursesana
Dosa = dosa, mala
Hasil perbuatan dosa = mala petaka
Murtad = tulah
Laknat = durjana
Khianat = linyok
Maksiat = smara dudu
Almarhum = sang sampun lina, sang petala, suwargi
Khasanah = wawengkon
Allah SWA = SHWW
Ibadah = bhakti, muspa, maturan
Amal Ibadah = Kerthi yasa
Jenazah = layon
Wafat = seda, pelatra, lampus, kelayu sekaran
Nikah = nganten, wiwaha, alaki rabi,
Iman = Sraddha
Taqwa (taat) = satya, bhakti,
Ridho = pasuecan, waranugraha
Halal bihalal = sima krama, gendu wirasa
Sedekah = punia
Amal jariah = dana punia, dana paramitha
Ahlak = budi pekerti
Ngawit mangkin ngiring anggen istilah Niki mangda basa Baline sayan nglimbak


Kata-kata Mutiara 07

Perang Sejarah
"Perang Senjata hanya Memenangkan Kekuasaan Politik saja, sementara Perang Sejarah Memenangkan Kekuasaan Pola Pikir Bangsa" Sapto Satrio Mulyo

Aksara Lontara' Akan Wajib Dipakai di Makassar

Kongres Internasional Bahasa-bahasa Daerah Sulawesi Selatan (KIBDSS) II tahun 2012 berhasil menghasilkan beberapa rekomendasi. Salah satu poin penting rekomendasi tersebut ialah penggunaan Aksara Lontara' pada papan nama lembaga atau instansi pemerintah dan swasta serta tempat-tempat umum.

Kepala Balai Bahasa Makassar Adri mengungkap, rekomendasi di bidang kebijakan pembinaan, pengembangan, dan pelestarian bahasa dan sastra daerah juga mencakup penyusunan dan penetapan Peraturan Daerah tentang revitalisasi, pemertahanan, dan pemerkembangan bahasa dan sastra daerah Sulawesi Selatan.  Di samping itu, lanjutnya, akan ditetapkan hari berbahasa daerah sehari dalam seminggu, serta peringatan hari Bahasa Ibu Internasional dengan melakukan berbagai kegiatan kebahasaan dan kesastraan daerah Sulawesi Selatan.

"Penetapan wajib menggunakan bahasa dan sastra daerah ini juga akan diberlakukan pada media massa lokal baik cetak maupun elektronik," ujar Adri

Selebihnya, rekomendasi yang dituangkan oleh tim perumus yang diketuai Prof. Dr. Muhammad Rapi Tang tersebut mencakup empat bidang dan 18 poin. Diketahui, Aksara Lontara' merupakan aksara tradisional masyarakat Bugis-Makassar. Bentuk aksara lontara menurut budayawan Prof. Mattulada (alm) berasal dari "sulapa eppa wala suji".

Wala suji berasal dari kata wala yang artinya pemisah/pagar/penjaga dan suji yang berarti putri. Wala Suji adalah sejenis pagar bambu dalam acara ritual yang berbentuk belah ketupat. Sulapa eppa (empat sisi) adalah bentuk mistis kepercayaan Bugis-Makassar klasik yang menyimbolkan susunan semesta, api-air-angin-tanah.

Huruf lontara ini pada umumnya dipakai untuk menulis tata aturan pemerintahan dan kemasyarakatan. Naskah ditulis pada daun lontar menggunakan lidi atau kalam yang terbuat dari ijuk kasar (kira-kira sebesar lidi).(rfa)

Sumber : http://kampus.okezone.com/read/2012/10/05/373/699804/aksara-lontara-akan-wajib-dipakai-di-makassar

Pohon Siwalan (Lontar), Flora Identitas Sulawesi Selatan

Pohon Siwalan atau disebut juga Pohon Lontar (Borassus flabellifer) adalah sejenis palma (pinang-pinangan) yang tumbuh di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Pohon Lontar (Borassus flabellifer) menjadi flora identitas provinsi Sulawesi Selatan. Pohon ini banyak dimanfaatkan daunnya, batangnya, buah hingga bunganya yang dapat disadap untuk diminum langsung sebagai legen (nira), difermentasi menjadi tuak ataupun diolah menjadi gula siwalan (sejenis gula merah).

Pohon Siwalan (Lontar) merupakan pohon palma (Palmae dan Arecaceae) yang kokoh dan kuat. Berbatang tunggal dengan ketinggian mencapai 15-30 cm dan diameter batang sekitar 60 cm. Daunnya besar-besar mengumpul dibagian ujung batang membentuk tajuk yang membulat. Setiap helai daunnya serupa kipas dengan diameter mencapai 150 cm. Tangkai daun mencapai panjang 100 cm.

Buah Lontar (Siwalan) bergerombol dalam tandan dengan jumlah sekitar 20-an butir. Buahnya bulat dengan diameter antara 7-20 cm dengan kulit berwarna hitam kecoklatan. Tiap butirnya mempunyai 3-7 butir daging buah yang berwarna kecoklatan dan tertutupi tempurung yang tebal dan keras.
Pohon Siwalan atau Pohon Lontar dibeberapa daerah disebut juga sebagai ental atau siwalan (Sunda, Jawa, dan Bali), lonta (Minangkabau), taal (Madura), dun tal (Saksak), jun tal (Sumbawa), tala (Sulawesi Selatan), lontara (Toraja), lontoir (Ambon), manggitu (Sumba) dan tua (Timor). Dalam bahasa inggris disebut sebagai Lontar Palm

Pohon Siwalan atau Lontar (Borassus flabellifer) tumbuh di daerah kering. Pohon ini dapat dijumpai di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di Indonesia, Pohon Siwalan tumbuh di Jawa Timur dan Jawa Tengah bagian timur, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi.

Pohon Siwalan atau Lontar mulai berbuah setelah berusia sekitar 20 tahun dan mampu hidup hingga 100 tahun lebih.
Pemanfaatan Pohon Siwalan

Daun Lontar (Borassus flabellifer) digunakan sebagai media penulisan naskah lontar dan bahan kerajinan seperti kipas, tikar, topi, aneka keranjang, tenunan untuk pakaian dan sasando, alat musik tradisional di Timor.

Tangkai dan pelepah pohon Siwalan (Lontar atau Tal) dapat menhasilkan sejenis serat yang baik. Pada masa silam, serat dari pelepah Lontar cukup banyak digunakan di Sulawesi Selatan untuk menganyam tali atau membuat songkok, semacam tutup kepala setempat.

Kayu dari batang lontar bagian luar bermutu baik, berat, keras dan berwarna kehitaman. Kayu ini kerap digunakan orang sebagai bahan bangunan atau untuk membuat perkakas dan barang kerajinan.

Dari karangan bunganya (terutama tongkol bunga betina) dapat disadap untuk menghasilkan nira lontar (legen). Nira ini dapat diminum langsung sebagai legen (nira) juga dapat dimasak menjadi gula atau difermentasi menjadi tuak, semacam minuman beralkohol.

Buahnya, terutama yang muda, banyak dikonsumsi. Biji Lontar yang lunak ini kerap diperdagangkan di tepi jalan sebagai “buah siwalan” (nungu, bahasa Tamil). Biji siwalan ini dipotong kotak-kotak kecil untuk bahan campuran minuman es dawet siwalan yang biasa didapati dijual didaerah pesisir Jawa Timur, Paciran, Tuban.

Daging buah yang tua, yang kekuningan dan berserat, dapat dimakan segar ataupun dimasak terlebih dahulu. Cairan kekuningan darinya diambil pula untuk dijadikan campuran penganan atau kue-kue; atau untuk dibuat menjadi selai.

Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Angiospermae; Kelas: Monocotyledoneae; Ordo: Arecales; Famili: Arecaceae (sinonim: Palmae); Genus: Borassus. Spesies: Borassus flabellifer

Sumber: wikipedia; zipcodezoo.com. Gambar: wikipedia

Sumber Tulisan ini diambil dari : http://alamendah.wordpress.com/2009/11/11/pohon-siwalan-lontar-flora-identitas-sulawesi-selatan/

Lontar

Bogor (PerpustakaanTanahImpian) - Lontar (dari bahasa Jawa: ron tal, "daun tal") adalah daun siwalan atau tal (Borassus flabellifer atau palmyra) yang dikeringkan dan dipakai sebagai bahan naskah dan kerajinan. Artikel ini terutama membahas lontar sebagai bahan naskah manuskrip.

Lontar sebagai bahan naskah
Lontar sebagai bahan naskah dipakai di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di Nusantara banyak ditemukan naskah lontar dari Sunda (Jawa Barat), Jawa, Bali, Madura, Lombok, dan Sulawesi Selatan.

Proses pembuatan lontarDi pulau Bali, daun-daun lontar sebagai alat tulis masih dibuat sampai sekarang. Pertama-tama daun-daun pohon siwalan dipetik dari pohon. Pemetikan biasa dilakukan pada bulan Maret/April atau September/Oktober karena daun-daun pada masa ini sudah tua. Kemudian daun-daun dipotong secara kasar dan dijemur menggunakan panas matahari. Proses ini membuat warna daun yang semula hijau menjadi kekuningan.
Lalu daun-daun direndam di dalam air yang mengalir selama beberapa hari dan kemudian digosok bersih dengan serbet atau serabut kelapa.

Setelah daun-daun dijemur kembali, tapi sekarang kadang-kala daun-daun sudah dipotong dan diikat. Lalu lidinya juga dipotong dan dibuang.

Setelah kering daun-daun lalu direbus dalam sebuah kuali besar dicampur dengan beberapa ramuan. Tujuannya ialah membersihkan daun-daun dari sisa kotoran dan melestarikan struktur daun supaya tetap bagus.

Setelah direbus selama kurang lebih 8 jam, daun-daun diangkat dan dijemur kembali di atas tanah. Lalu pada sore hari daun-daun diambil dan tanah di bawah dedaunan dibasahi dengan air kemudian daun-daun ditaruh kembali supaya lembap dan menjadi lurus. Lalu keesokan harinya diambil dan dibersihkan dengan sebuah lap.

Lalu daun-daun ditumpuk dan dipres pada sebuah alat yang di Bali disebut sebagai pamlagbagan. Alat ini merupakan penjepit kayu yang berukuran sangat besar. Daun-daun ini dipres selama kurang lebih enam bulan. Namun setiap dua minggu diangkat dan dibersihkan.

Setelah itu daun-daun dipotong lagi sesuai ukuran yang diminta dan diberi tiga lubang: di ujung kiri, tengah, dan ujung kanan. Jarak dari lubang tengah ke ujung kiri harus lebih pendek daripada ke ujung kanan. Hal ini dimaksudkan sebagai penanda pada saat penulisan nanti.

Tepi-tepi lontar juga dicat, biasanya dengan cat warna merah. Lontar sekarang siap ditulisi dan disebut dengan istilah pepesan dalam bahasa Bali dan sebuah lembar lontar disebut sebagai lempir.

Proses penulisan lontarLembaran lontar yang masih kosong.

Setiap lempir lontar yang akan ditulisi, biasanya diberi garis dahulu supaya nanti kalau menulis tidak mencong-mencong. Hal ini dilakukan dengan menggunakan sebuah alat yang disebut panyipatan. Tali-tali kecil direntangkan pada dua paku bambu. Lalu dibawahnya ditaruh lempir-lempir lontar. Tali-tali ini lalu diberi tinta dan ditarik. Rentangan tali yang ditarik tadi lalu mental dan mencipratkan tinta ke lempiran lontar sehingga terbentuk garis-garis.
Pisau untuk menulisi lontar.

Lalu lontar yang sudah siap ditulisi ditulisi menggunakan pisau tulis yang di Bali disebut pengropak atau pengutik. Di Jawa Barat dalam bahasa Sunda disebut dengan istilah péso pangot. Sang penulis sebenarnya mengukir aksara pada lempir-lempir lontar ini. Setelah selesai ditulis sebuah lempir, biasanya pada kedua sisi, maka lempir harus dihitamkan. Cara menghitamkan dilakukan dengan menggunakan kemiri yang dibakar sampai mengeluarkan minyak. Lalu kemiri-kemiri ini diusapkan pada lempir dan ukiran aksara-aksara tadi jadi terlihat tajam karena jelaga kemiri. Minyak kemiri sekaligus juga menghilangkan tinta-tinta garisan. Lalu setiap lempir dibersihkan dengan lap dan kadangkala diolesi dengan minyak sereh supaya bersih dan tidak dimakan serangga.

Lalu tumpukan lempir-lempir ini disatukan dengan sebuah tali melalui lubang tengah dan diapit dengan sepasang pengapit yang di Bali disebut sebagai takepan. Namun kadangkala lempir-lempir disimpan dalam sebuah peti kecil yang disebut dengan nama kropak di Bali (di Jawa kropak artinya adalah naskah lontar).

Lontara Sulawesi
Di Sulawesi Selatan lontar dikenal juga dan disebut sebagai lontara. Bentuk lontara agak berbeda dengan lontar dari Jawa dan Bali. Sebab di Sulawesi Selatan lontar disambung-sambung sampai panjang dan digulung sehingga bentuknya mirip dengan sebuah kaset (video ataupun musik).

Konon lontara dari Sulawesi ini sudah sangat langka, di dunia lontara Sulawesi tinggal tiga buah naskah saja.

Tempat penyimpanan koleksi lontar
Beberapa perpustakaan dan instansi umum lainnya di seluruh dunia menyimpan koleksi lontar dan menyadiakannya bagi para peneliti untuk dibaca. Di bawah ini diberikan daftar.

Indonesia
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta
Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya (d/h Fakultas Sastra) Universitas Indonesia di Depok
Museum Sri Baduga, Bandung
Museum Sonobudoyo Yogyakarta
Museum Mpu Tantular, Surabaya
Gedong Kirtya, Singaraja
Pusat Dokumentasi Budaya Bali, Denpasar
Museum Negeri NTB, Mataram

Amerika Serikat
Library of Congress

Belanda
Perpustakaan Universitas Leiden
Perpustakaan KITLV, Leiden

Britania Raya
British Library, London

Jerman
Staatsbibliothek zu Berlin (milik yayasan Stiftung Preußischer Kulturbesitz), Berlin
Perpustakaan Universitas Heidelberg, Heidelberg

Perancis
Bibliothèque Nationale, Paris

Referensi

(Inggris) I Ketut Ginarsa, 1975, 'The lontar (palmyra) palm.' di Review of Indonesian and Malaysian Affairs. 9:90-103
(Inggris) H.I.R. Hinzler, 1993, 'Balinese palm-leaf manuscripts' di BKI 149:438-474.
(Inggris) Raechelle Rubinstein, 1996, 'Lontar Production' di Illumination. The Writing Traditions of Indonesia (halaman 136-137). Jakarta: The Lontar Foundation.

Lihat pula

Lontara
Nipah (naskah)

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Lontar
Foto : Istimewa

Kata-kata Mutiara 06

Berbagilah dengan Alam
Alam Selalu Melihat, Alam Selalu Mendengar, Alam Selalu Merasakan, dan Atas Izin Sang Pencipta Alam pula yang Menghakimi.
Sapto Satrio Mulyo

Sumatera - Pulau Emas

Peta Suwarnadwipa
Jakarta (PerpustakaanTanahImpian) - Dalam berbagai prasasti, pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta: Suwarnadwipa (“pulau emas”) atau Suwarnabhumi (“tanah emas”). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Sumatera juga dikenal sebagai pulau Andalas.

Pada masa Dinasti ke-18 Fir'aun di Mesir (sekitar 1.567SM-1.339SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Barus (Lobu Tua - daerah Tapanuli) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Barus dikenal karena merupakan tempat asal kapur barus. Ternyata kamper atau kapur barus digunakan sebagai salah satu bahan pengawet mummy Fir'aun Mesir kuno.

Di samping Barus, di Sumatera terdapat juga kerajaan kuno lainnya. Sebuah manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumber bekalan emas untuk membina negara kota Kerajaan Nabi Sulaiman diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir.

Kemungkinan Ophir berada di Sumatera Barat.

Di Sumatera Barat terdapat gunung Ophir.

Gunung Ophir (dikenal juga dengan nama G. Talamau) merupakan salah satu gunung tertinggi di Sumatera Barat, yang terdapat di daerah Pasaman. 

Kabarnya kawasan emas di Sumatera yang terbesar terdapat di Kerajaan Minangkabau. Menurut sumber kuno, dalam kerajaan itu terdapat pegunungan yang tinggi dan mengandung emas. 

Konon pusat Kerajaan Minangkabau terletak di tengah-tengah galian emas. Emas-emas yang dihasilkan kemudian diekspor dari sejumlah pelabuhan, seperti Kampar, Indragiri, Pariaman, Tikus, Barus, dan Pedir. 

Di Pulau Sumatera juga berdiri Kerajaan Srivijaya yang kemudian berkembang menjadi Kerajaan besar pertama di Nusantara yang memiliki pengaruh hingga ke Thailand dan Kamboja di utara, hingga Maluku di timur.

Kini kekayaan mineral yang dikandung pulau Sumatera banyak ditambang. 

Banyak jenis mineral yang terdapat di Pulau Sumatera selain emas. Sumatera memiliki berbagai bahan tambang, seperti batu bara, emas, dan timah hitam. 

Bukan tidak mungkin sebenarnya bahan tambang seperti emas dan lain-lain banyak yang belum ditemukan di Pulau Sumatera. 

Beberapa orang yakin sebenarnya Pulau Sumatera banyak mengandung emas selain dari apa yang ditemukan sekarang. Jika itu benar maka Pulau Sumatera akan dikenal sebagai pulau emas kembali.

Sumber: http://blognyajose.blogspot.com/2010/02/pulau-pulau-indonesia-yang-sangat-kaya.html
Disalin dari: http://terselubung.blogspot.com/2010/08/pulau-pulau-indonesia-yang-sangat-kaya.html

Foto : Istimewa

#kembalikekearifanlokal
#sadarsejarahnusantara
#perpustakaantanahimpian

Daftar Bahasa di Indonesia

Jakarta (PerpustakaanTanahImpian) - Daftar bahasa di Indonesia berdasarkan pulau utama. Menurut jumlah penuturnya, bahasa yang terbanyak digunakan di Indonesia adalah (berturut-turut): bahasa Jawa, Melayu-Indonesia, Sunda, Madura, Batak, Minangkabau, Bugis, Aceh, Bali, Banjar

Sumatera
Nama bahasaKode bahasa
Bahasa Acehace
Bahasa Bangkamfb
Bahasa Batak Alas-Kluetbtz
Bahasa Batak Angkolaakb
Bahasa Batak Dairibtd
Bahasa Batak Karobtx
Bahasa Batak Mandailingbtm
Bahasa Batak Simalungunbts
Bahasa Batak Tobabbc
Bahasa Colliw
Bahasa Duanodup
Bahasa Engganoeno
Bahasa Gayogay
Bahasa Hajihji
Bahasa Kaurvkk
Bahasa Kerincikvr
Bahasa Komeringkge
Bahasa Kubukvb
Bahasa Lampung Apiljp
Bahasa Lampung Nyoabl
Bahasa Lonconglce
Bahasa Lubulcf
Bahasa Melayuzlm
Bahasa Melayu Tengahpse
Bahasa Melayu Jambijax
Bahasa Mentawaimwv
Bahasa Minangkabaumin
Bahasa Musimui
Bahasa Niasnia
Bahasa Ocuokr
Bahasa Pekalpel
Bahasa Rejangrej
Bahasa Sikuleskh
Bahasa Simeuluesmr
Jawa
  1. Bahasa Baduy [bac]
  2. Bahasa Betawi [bew]
  3. Bahasa Indonesia Peranakan [pea]
    1. Bahasa Hakka [hak]
    2. Bahasa Mandarin [cmn]
    3. Bahasa Min Dong [cdo]
    4. Bahasa Min Nan [nan]
    5. Bahasa Kanton [yue]
  4. Bahasa Javindo [jvd]
  5. Bahasa Jawa [jav]
  6. Bahasa Kangean [kkv]
  7. Bahasa Madura [mad]
  8. Bahasa Osing [osi]
  9. Bahasa Pecok [pey]
  10. Bahasa Sunda [sun]
  11. Bahasa Tengger [tes]
Nusa Tenggara
  1. Bahasa Abui [abz]
  2. Bahasa Adang [adn]
  3. Bahasa Adonara [adr]
  4. Bahasa Alor [aol]
  5. Bahasa Amarasi [aaz]
  6. Bahasa Anakalangu [akg]
  7. Bahasa Bali [ban]
  8. Bahasa Benkala (bahasa isyarat) [bqy]
  9. Bahasa Bilba [bpz]
  10. Bahasa Bima [bhp]
  11. Bahasa Blagar [beu]
  12. Bahasa Bunak [bfn]
  13. Bahasa Dela-Oenale [row]
  14. Bahasa Dengka [dnk]
  15. Bahasa Dhao [nfa]
  16. Bahasa Ende [end]
  17. Bahasa Hamap [hmu]
  18. Bahasa Helong [heg]
  19. Bahasa Ile Ape [ila]
  20. Bahasa Kabola [klz]
  21. Bahasa Kafoa [kpu]
  22. Bahasa Kamang [woi]
  23. Bahasa Kambera [xbr]
  24. Bahasa Kedang [ksx]
  25. Bahasa Kelon [kyo]
  26. Bahasa Kemak [kem]
  27. Bahasa Ke’o [xxk]
  28. Bahasa Kepo’ [kuk]
  29. Bahasa Kodi [kod]
  30. Bahasa Komodo [kvh]
  31. Bahasa Kui [kvd]
  32. Bahasa Kula [tpg]
  33. Bahasa Lamaholot [slp]
  34. Bahasa Lamalera [lmr]
  35. Bahasa Lamatuka [lmq]
  36. Bahasa Lamboya [lmy]
  37. Bahasa Lamma [lev]
  38. Bahasa Laura [lur]
  39. Bahasa Lembata Selatan [lmf]
  40. Bahasa Lembata Barat [lmj]
  41. Bahasa Levuka [lvu]
  42. Bahasa Lewo Eleng [lwe]
  43. Bahasa Lewotobi [lwt]
  44. Bahasa Li’o [ljl]
  45. Bahasa Lole [llg]
  46. Bahasa Melayu Bali [mhp]
  47. Bahasa Melayu Kupang [mkn]
  48. Bahasa Melayu Larantuka [lrt]
  49. Bahasa Mamboru [mvd]
  50. Bahasa Manggarai [mqy]
  51. Bahasa Nage [nxe]
  52. Bahasa Nasal [nsy]
  53. Bahasa Nedebang [nec]
  54. Bahasa Ngad’a [nxg]
  55. Bahasa Ngad’a Timur [nea]
  56. Bahasa Palu’e [ple]
  57. Bahasa Rajong [rjg]
  58. Bahasa Rembong [reb]
  59. Bahasa Retta [ret]
  60. Bahasa Ringgou [rgu]
  61. Bahasa Riung [riu]
  62. Bahasa Rongga [ror]
  63. Bahasa Sabu [hvn]
  64. Bahasa Sasak [sas]
  65. Bahasa Sawila [swt]
  66. Bahasa Sika [ski]
  67. Bahasa So’a [ssq]
  68. Bahasa Sumbawa [smw]
  69. Bahasa Tereweng [twg]
  70. Bahasa Termanu [twu]
  71. Bahasa Tetun [tet]
  72. Bahasa Tewa [twe]
  73. Bahasa Tii [txq]
  74. Bahasa Uab Meto [aoz]
  75. Bahasa Wae Rana [wrx]
  76. Bahasa Wanukaka [wnk]
  77. Bahasa Wejewa [wew]
  78. Bahasa Wersing [kvw]
Kalimantan
Bahasa-bahasa di Kalimantan merupakan bahasa Austronesia dari rumpun Malayo-Polynesia yaitu :
Rumpun
Malayic-Dayak (10)
  1. Ibanic /Dayak Laut (6)
    1. Bahasa Balau [BUG] (Sarawak)
    2. Bahasa Iban [IBA] (Suku Iban di Sarawak, Brunei, Kalimantan Barat)
    3. Bahasa Milikin [MIN] (Sarawak))
    4. Bahasa Mualang [MTD] (Suku Mualang, Sekadau, Kalimantan Barat)
    5. Bahasa Seberuang [SBX] (Suku Seberuang, Sintang, Kalimantan Barat)
    6. Bahasa Sebuyau[SNB] (Sarawak))
  2. Bahasa Keninjal [KNL] ( Melawi, Kalimantan Barat)
  3. Bahasa Kendayan [KNX] (Sanggau Ledo, Bengkayang, Kalimantan Barat)
  4. Bahasa Selako [SKL] (Selakau, Sambas, Kalimantan Barat)
  5. Bahasa-bahasa Malayic Dayak [XDY] (Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah)
    1. Kabupaten Sukamara : Bahasa Balai Riam
    2. Kabupaten Lamandau : Bahasa Bulik
    3. Kabupaten Kotawaringin Barat : Bahasa Waringin
    4. Kabupaten Seruyan : Bahasa Pembuang
    5. Kota Singkawang
    6. Kabupaten Bengkayang
    7. Kabupaten Sintang
    8. Kabupaten Kapuas Hulu
Bahasa Barito/Rumpun Ot Danum
Bahasa Barito (20 bahasa)

Bahasa Barito timur
Bahasa Barito timur bagian utara :
Bahasa-bahasa Lawangan (lbx) : Bahasa Lawangan, Bahasa Paser, Bahasa Benuaq, Bahasa Bentian, Dayak Bawo
Bahasa Tawoyan [twy] (Kalimantan Tengah)
Bahasa Barito timur bagian Tengah-Selatan
Bagian Tengah :
Bahasa Dusun Deyah [dun] (Suku Dusun Deyah, Kalimantan Selatan)
Bagian Selatan :
Bahasa Maanyan [mhy](Suku Maanyan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan)
Bahasa Dusun Malang [duq] (Kalimantan Tengah)
Bahasa Dusun Witu [duw] (Kalimantan Tengah)
Bahasa Paku [pku] (Kalimantan Tengah)
Bahasa Barito barat :
Bahasa Barito barat bagian utara
Bahasa Kohin [kkx] (Bahasa Seruyan)(Kalimantan Tengah)
Bahasa Dohoi [otd] (Suku Ot Danum, Kalimantan Tengah)
Bahasa Siang-Murung [sya] (Suku Siang Murung, Kalimantan Tengah)
Bahasa Barito barat bagian selatan
Bahasa Bakumpai [bkr] (Suku Bakumpai, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan)
Dialek Katingan [kxg] (Katingan, Kalimantan Tengah)
Bahasa Ngaju [nij] (Suku Ngaju, Kalimantan Tengah)
Dialek Kahayan [xah](Kalimantan Tengah)
Bahasa Barito Mahakam :
Bahasa Tunjung [tjg] (Suku Tunjung, Kalimantan Timur)
Bahasa Ampanang (apg) (Kalimantan Timur)
Bahasa Borneo Utara
Bahasa Borneo Kayan-Murik

Kayan-Murik (17 bahasa)
Bahasa Kayan(Suku Kayan) :
Bahasa Bahau(bhv)(Suku Bahau, Kalimantan Timur)
Bahasa Kayan Busang [bfg](Suku Busang, Kalimantan Timur)
Bahasa Kayan Wahau [whu](Suku Bahau, Kalimantan Timur)
Bahasa Kayan Mahakam [xay](Kutai Barat, Kalimantan Timur)
Bahasa Kayan Sungai Kayan [xkn] (Malinau, Kalimantan Timur)
Bahasa Kayan Baram [KYS] (Sarawak)
Bahasa Kayan Rejang [REE] (Sarawak)
Bahasa Kayan Mendalam[XKD] (Kalimantan Barat)
Modang :
Bahasa Modang [mxd] (Suku Modang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur)
Bahasa Segai [sge] (Berau, Kalimantan Timur)
Punan Pegunungan Muller-Schwaner :
Bahasa Aoheng [pni] (Suku Aoheng/Suku Penihing, Kalimantan Timur)
Bahasa Punan Aput [pud] (Kalimantan Timur)
Bahasa Punan Merah [puf] (Kalimantan Timur)
Bahasa Uheng-Kereho [xke] (Kalimantan Barat)
Bahasa Bukat [BVK] (Suku Bukat, Kalimantan Timur)
Bahasa Hovongan [HOV] (Kalimantan Barat)
Murik
Bahasa Murik [MXR] (Sarawak)
Bahasa Borneo Land Dayak (Dayak Darat/Klemantan)

Land Dayak(16)
Bahasa Ahe [AHE] (Suku Ahe, Kalimantan Barat)
Bahasa Bekati' [BAT](Kalimantan Barat)
Bahasa Biatah [BTH] (Sarawak)
Bahasa Benyadu' [BYD] (Kalimantan Barat)
Bahasa Djongkang [DJO] (Suku Jangkang, Jangkang, Sanggau, Kalimantan Barat)
Bahasa DAYAK, LAND [DYK] (Suku Dayak Darat, Kalimantan Barat)
Bahasa Lara' [LRA] (Kalimantan Barat)
Bahasa Nyadu [NXJ] (Kalimantan Barat)
Bahasa Ribun [RIR] (Suku Ribun, Kalimantan Timur)
Bahasa Mali [SCG](Suku Dayak Mali di Balai, Sanggau, Kalimantan Barat)
Bahasa Semandang [SDM] (Simpang Hulu, Ketapang, Kalimantan Barat)
Bahasa Bukar Sadong [SDO] (Suku Bidayuh,Kembayan, Sanggau, Sarawak)
Bahasa Jagoi [SNE] (Sarawak)
Bahasa Sara [SRE] (Kalimantan Barat)
Bahasa Tringgus [TRX] Sarawak)
Bahasa Kembayan [XEM] (Kembayan, Sanggau, Kalimantan Barat)
Bahasa Borneo Timur Laut

Borneo Timur Laut(84)
Melanau-Kajang (13)
Kajang (7)
Bahasa Bukitan [BKN] (Sarawak)
Bahasa Kajaman [KAG] (Sarawak)
Bahasa Lahanan [LHN] (Sarawak)
Bahasa Punan Batu 1 [PNM] (Sarawak)
Bahasa Sekapan [SKP] (Sarawak)
Bahasa Sian [SPG] (Sarawak)
Bahasa Ukit [UMI] (Sarawak)
Melanau (6)
Bahasa Daro-Matu [DRO] (Sarawak))
Bahasa Kanowit [KXN] (Sarawak))
Bahasa Melanau [MEL] (Suku Dayak Melanau, Sarawak)
Bahasa Sibu [SDX] (Sibu, Sarawak)
Bahasa Seru [SZD] (Sarawak)
Bahasa Tanjong [TNJ] (Malaysia (Sarawak)
Sarawakan Utara (37)
Berawan-Lower Baram (6)
Berawan (1)
Bahasa Berawan [LOD] (Sarawak)
Lower Baram (5)
Central (5)
A (2)
Bahasa Belait [BEG] (Distrik Belait, Brunei)
Bahasa Kiput [KYI] (Sarawak)[1]
B (3)
Bahasa Lelak [LLK] (Malaysia (Sarawak))
Bahasa Narom [NRM] (Malaysia (Sarawak))
Bahasa Tutong (barat)/Bahasa Tutong 2 [TTG] (Distrik Tutong, Brunei)
Bintulu (1)
Bahasa Bintulu [BNY] (Malaysia (Sarawak))
Bahasa Dayic
Kelabitic :
Bahasa Lundayeh [lnd] (Suku Lundayeh, Malinau, Kaltim, Sabah, Brunei, Sarawak)
Bahasa Putoh [put] (Kalimantan Timur)
Bahasa Lengilu [lgi] (Kalimantan Timur)
Bahasa Sa'ban [SNV] (Kalimantan)
Bahasa Tring [TGQ] (Sarawak)
Murutic :Bahasa Kelabit [KZI] (Sarawak)
Murut :
Bahasa Okolod [kqv] (Kalimantan Timur)
Bahasa Selungai Murut [slg] (Kalimantan Timur)
Bahasa Keningau Murut [KXI] (Keningau, Sabah)
Bahasa Tagal Murut [MVV] (Suku Tagol, Malinau, Sabah)
Bahasa Paluan [PLZ] (Sabah)
Bahasa Timugon Murut [TIH] (Sabah)
Northern (1)
Bahasa Baukan [BNB] (Sabah)
Tidung :
Bahasa Tidung(tid) (Suku Tidung, Tarakan, Kalimantan Timur)
Bahasa Bulungan(blj) (Suku Bulungan, Bulungan, Kalimantan Timur)
Bahasa Sembakung Murut (sbr) (Nunukan, Kalimantan Timur)
Bahasa Kalabakan [KVE] (Kalabakan, Sabah)
Bahasa Serudung Murut [SRK] (Sabah)
Kenyah (12) :
Bahasa Kenyah Utama (Suku Kenyah):
Dialek Kenyah Sungai Bahau [bwv] (Malinau, Kalimantan Timur)
Dialek Kenyah Sungai Kayan [knh] (Malinau, Kalimantan Timur)
Dialek Kenyah Kelinyau [xkl] (Kalimantan Timur)
Dialek Kenyah Mahakam [xkm] (Kutai Barat, Kalimantan Timur)
Dialek Kenyah Bakung [boc] (Kalimantan Timur)
Bahasa Punan Tubu [puj] (Kalimantan Timur)
Sebob :
Dialek Kenyah Wahau [whk] (Kalimantan Timur)
Dialek Kenyah Tutoh [TTW] (Sarawak)
Rejang-Sajau :
Bahasa Basap [bdb] (Suku Basap di Kalimantan Timur)
Bahasa Burusu [bqr] (Suku Burusu di Kalimantan Timur)
Bahasa Punan Merap [puc] (Kalimantan Timur)
Bahasa Sajau Basap [sjb] (Kalimantan Timur)
Bahasa Punan Bah-Biau [PNA] (Malaysia (Sarawak))
Sabahan (29)
Dusunic (23)
Bisaya (5)
Southern (3)
Dialek Bisaya Brunei [BSB] (Brunei)
Dialek Bisaya Sarawak [BSD] (Sarawak)
Bahasa Tutong/Tutong 1 [TTX] (Brunei)
Dialek Bisaya Sabah [BSY] (Sabah)
Bahasa Tatana [TXX] (Sabah)
Dusun (17)
Central (6)
DUSUN, CENTRAL [DTP] (Sabah)
Bahasa Kota Marudu Tinagas [KTR] (Kota Marudu, Sabah)
DUSUN, SUGUT [KZS] (Sabah)
DUSUN, TAMBUNAN [KZT] (Sabah)
Bahasa Minokok [MQQ] (Sabah)
DUSUN, TEMPASUK [TDU] (Sabah)
Eastern (1)
KADAZAN, LABUK-KINABATANGAN [DTB] (Sabah)
Bahasa Gana [GNQ] (Sabah)
KADAZAN, COASTAL [KZJ] (Sabah)
KADAZAN, KLIAS RIVER [KQT] (Sabah)
Bahasa Kimaragang [KQR] (Sabah)
Bahasa Kota Marudu Talantang [GRM] (Sabah)
Bahasa Kuijau [DKR] (Sabah)
Bahasa Lotud [DTR] (Sabah)
Bahasa Papar [DPP] (Sabah)
Bahasa Rungus [DRG] (Sabah)
Bahasa Tebilung [TGB] (Sabah)
Unclassified (1)
Bahasa Dumpas [DMV] (Sabah)
Ida'an (1)
Bahasa Ida'an [DBJ] (Sabah)
Paitanic (5)
Bahasa Abai Sungai [ABF] (Sabah)
Bahasa Tombonuwo [TXA] (Sabah)
Upper Kinabatangan (3)
KINABATANGAN, UPPER [DMG] (Sabah)
LOBU, LANAS [RUU] (Sabah)
LOBU, TAMPIAS [LOW] (Sabah)
Bahasa Borneo Punan-Nibong
Punan-Nibong (2)
PENAN, EASTERN [PEZ] (Malaysia (Sarawak))
PENAN, WESTERN [PNE] (Malaysia (Sarawak))

Bahasa Malayic
Malayic


Malayan
Bahasa Melayu Lokal :
Bahasa Melayu (Suku Melayu, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah)
Dialek Melayu Pontianak : Kota Pontianak
Dialek Melayu Landak : Kabupaten Landak
Dialek Melayu Sambas :Suku Sambas Kabupaten Sambas
Dialek Melayu Ketapang : Kabupaten Ketapang, Kayong Utara
Dialek Melayu Sarawak: Sarawak
Dialek Melayu Sabah : Sabah
Bahasa Melayu Kokos (coa) Suku Kokos di Tawau, Sabah
Bahasa Banjar (bjn) (Suku Banjar, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah)
Bahasa Berau (bve) (Suku Berau, Berau, Kalimantan Timur)
Bahasa Bukit (bvu) (Suku Bukit, Kalimantan Selatan)
Bahasa Brunei (kxd) (Suku Brunei) di (Brunei,Sarawak,Sabah)
Bahasa Kutai (Suku Kutai):
Dialek Tenggarong - Melayu Kutai (vkt) (Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur)
Dialek Kota Bangun - Melayu Kutai (mqg) (Kota Bangun, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur)

Sulawesi
Berikut ini merupakan daftar bahasa di Sulawesi menurut rumpun bahasa. Bahasa-bahasa di Sulawesi terbagi dalam 5 rumpun bahasa, yaitu: Celebic, Filipina, Melayik, Sama-Bajau, dan Sulawesi Selatan.

Rumpun bahasa Sulawesi
Rumpun bahasa Sulawesi atau Celebic merupakan rumpun terbesar di Sulawesi, terdiri 64 bahasa dari 114 bahasa di Sulawesi.
NamaISO 639-3Jumlah penuturDialekSumber
Andiobzb1.700-Ethnologue
Badabhz10.000Bada, AkoEthnologue
Bahonsuaibsu200-Ethnologue
Balaesangbls3.200-Ethnologue
Balantakblz30.000-Ethnologue
Bambamptu22.000Bambam Hulu, Salu Mokanam, Bumal, Mehalaan, Pattae’, Matangnga, Issilita’, PakkauEthnologue
Banggaibgz125.000Banggai barat, Banggai timurEthnologue
Barasbrs250-Ethnologue
Batuizbt2.900-Ethnologue
Behoabep8.000-Ethnologue
Boanobzl2.700-Ethnologue
Bobongkobgb1.500-Ethnologue
Boneratebna9.500Bonerate, KalaotoaEthnologue
Bungkubkz21.500Bungku, Routa, Tulambatu, Torete (To Rete), Landawe, WaiaEthnologue
Busoabup2.300-Ethnologue
Cia-ciacia79.000Kaesabu, Sampolawa (Mambulu-Laporo), Wabula, MasiriEthnologue
Dondodok13.000-Ethnologue
Kaili Da'akzf35.000Da'a (Pekawa, Pekava, Pakawa), IndeEthnologue
Kaili Ledolew234.000Ledo (Palu), Doi, Ado (Pakuli), Edo, Tado (Ri Io, To ri Io, Torio, Toriu), Tara (Parigi), Rai (Sindue-Tawaili, Tawaili-Sindue), Raio (Kori), Ija (Sigi), Taa (Palolo), Ta’a (Sausu, Dolago-Sausu).Ethnologue
Kaili Undeunz20.000Lole, GantiEthnologue
Kaimbulawazka2.200Lontoi, Kambe-KamberoEthnologue
Kalaokly500-Ethnologue
Kamarukgx3.500-Ethnologue
Kiokoues1.000Kioko, KombowaEthnologue
Kodeohavko1.500-Ethnologue
Koronixkq500-Ethnologue
Kulisusuvkl22.000-Ethnologue
Kumbewahaxks3.400-Ethnologue
Laiyololji800Barang-Barang (Loa, Loa', Lowa), Laiyolo (Lajolo, Layolo)Ethnologue
Lasalimullm1.700-Ethnologue
Laujelaw44.000AmpibaboEthnologue
Liabukulix75-Ethnologue
Lindukwl2.000-Ethnologue
Momamyl5.500-Ethnologue
Mori Atasmzq16.100AikoaEthnologue
Mori Bawahxmz16.100Tambe’e, Nahina, Petasia, Soroako, KaronsieEthnologue
Moronenemqn37.000Wita Ea (Rumbia, Poleang), Tokotu’a (Kabaena)Ethnologue
Munamnb300.000Muna baku (Muna utara), Tiworo (Muna timur), Gu, Lakudo, Mawasangka, Kadatua, Siompu, Katobengke, Burukene, Laompo, KapontoriEthnologue
Napunpy6.000-Ethnologue
Padoepdo6.000-Ethnologue
Pamonapmf106.000Pamona, Laiwonu (Iba), Rapangkaka (Aria), Tomoni, Tobau (Tobao, Tobalo, Bare'e), Tokondindi, Topada, Taa (Wana, Topotaa)Ethnologue
Pancanapnp6.000Kapontori (Akido), Kalende (Lawele), LabuandiriEthnologue
Pendauums4.500-Ethnologue
Rahambuuraz5.000-Ethnologue
Rampilje8.000Rampi (Lambu), RatoEthnologue
Saluanloe74.000Loinang (Saluan pesisir, Lingketeng), Baloa’ Kohumamahon, Kahumamahon, Luwuk, Kintom-Pagimana-BoalemoEthnologue
Sarudusdu4.000Nunu', Kulu (Lariang)Ethnologue
Sedoatvw600-Ethnologue
Tajepee350-Ethnologue
Tajiotdj12.000-Ethnologue
Talokitlk500-Ethnologue
Tolakilbw281.000Wiwirano (Nohina), Asera (Asera Wanua, Noie), Konawe (Kendari, Tambuoki, Kioki), Mekongga (Kolaka, Bingkokak, Norio, Tamboki, Konio), LaiwuiEthnologue
Tomadinotdi600-Ethnologue
Tombelalattp1.100-Ethnologue
Tominitxm30.000-Ethnologue
Topoiyotoy2.000-Ethnologue
Totolitxe25.000-Ethnologue
Tukang Besi Selatanbhq130.000Binongko, Bonerate, Tomea (Tomia)Ethnologue
Tukang Besi Utarakhc120.000Kaledupa (Kahedupa), Wanci (Wanji, Wanje, Wangi- Wangi)Ethnologue
Umappk20.000Winatu (Uma utara), Tobaku (Uma barat, Dompa, Ompa), Tolee' (Uma timur), Kantewu (Uma tengah), Aria (Uma selatan), Benggaulu (Bingkolu), BanaEthnologue
Waruwru350Waru, LalomeruiEthnologue
Wawoniiwow22.000Wawonii, MenuiEthnologue
Woliowlo65.000-Ethnologue
Wotuwtw5.000-Ethnologue

Rumpun bahasa Filipina
Rumpun bahasa Filipina terdiri dari seluruh bahasa di Filipina, bahasa di Sulawesi bagian utara (tidak termasuk bahasa Melayu Manado) , dan sebagian bahasa di Palawan. Meski bahasa Sama-Bajau juga terdapat di wilayah tersebut, bahasa itu tidak termasuk dalam rumpun ini, namun dalam rumpun terpisah. Dalam tabel di bawah, terdaftar bahasa-bahasa di Sulawesi bagian utara yang termasuk dalam rumpun ini.
NamaISO 639-3Jumlah penuturDialekSumber
Bantikbnq11.000-Ethnologue
Bintaunabne12.000-Ethnologue
Bolangobld18.500Bolango, AtinggolaEthnologue
Buolblf75.000-Ethnologue
Gorontalogor900.000Gorontalo timur, Kwandang, Gorontalo kota, Tilamuta, LimbotoEthnologue
Kaidipangkzp25.700Kaidipang, Kodipang, Bolaang Itang (Bolang Itang)Ethnologue
Lolakllq3.000-Ethnologue
Mongondowmog900.000Lolayan, Dumoga, PasiEthnologue
Ponosakanpns3.000-Ethnologue
Ratahanrth30.000-Ethnologue
Sangirsxn255.000Siau, Manganitu, Tamako, Tabukang utara (Tabukang, Tabukan), Tabukang selatan, Tabukang tengah, Kandar, Taruna, Tagulandang (Tahulandang).Ethnologue
Suwawaswu21.000BundaEthnologue
Talaudtld60.000Kaburuang, Karakelong selatan (Karakelong, Karakelang), Nenusa-Maingas, Essang, Arangka’a, Dapalan (Riung), Awit, Beo, Lirang (Salibabu, Salebabu).Ethnologue
Tombulutom60.000Taratara, TomohonEthnologue
Tondanotdn80.000Tondano, Kakas (Ka’kas), RembokenEthnologue
Tonsawangtnw20.000-Ethnologue
Tonseatxs90.000Maumbi, Airmadidi, Likupang, Kauditan, Kalabat AtasEthnologue
Tontemboantnt150.000Langoan, Tompaso (Makelai, Makela'i-Maotow), Sonder (Matanai, Matana'i-Maore')Ethnologue
Rumpun bahasa Melayik
Rumpun bahasa Melayik merupakan rumpun bahasa terbesar di Nusantara. Sebagian besar bahasa di Malaysia semenanjung, Sumatera, dan Kalimantan termasuk dalam rumpun ini. Banyak bahasa pasar di Nusantara juga termasuk dalam rumpun ini, karena berakar dari bahasa Melayu yang telah bercampur dengan bahasa setempat, seperti bahasa-bahasa pada tabel di bawah.
NamaISO 639-3Jumlah penuturDialekSumber
Melayu Makassarmfp1.880.000-Ethnologue
Melayu Manadoxmm850.000-Ethnologue
Rumpun bahasa Sama-Bajau
Rumpun bahasa Sama-Bajau dipertuturkan oleh suku-suku Bajau, Sama, dan Yakan. Persebarannya terdapat di Kalimantan, Sulawesi, dan kepulauan Sulu. Tabel di bawah merupakan bahasa suku Bajau yang dipertuturkan di wilayah Sulawesi.
NamaISO 639-3Jumlah penuturDialekSumber
Bajau Indonesiabdl150.000Jampea, Same', Matalaang, Sulamu, Kajoa, Roti, Jaya Bakti, Poso, Togian 1, Togian 2, Wallace.Ethnologue
Rumpun bahasa Sulawesi Selatan
Rumpun bahasa Sulawesi Selatan meliputi seluruh bahasa di Sulawesi bagian selatan (tidak termasuk bahasa Melayu Makassar) dan sebagian bahasa di Kalimantan.
NamaISO 639-3Jumlah penuturDialekSumber
Ulumanda'ulm30.000Sondoang, Tappalang, BottengEthnologue
Toraja-Sa'dansda500.000Makale (Tallulembangna), Rantepao (Kesu’), Toraja Barat (West Toraja, Mappa-Pana)Ethnologue
Toala'tlz30.000Toala', Palili'Ethnologue
Talondo'tln400-Ethnologue
Tae'rob250.000Rongkong, Luwu selatan, Luwu utara, Bua, Toala', Palili'Ethnologue
Selayarsly90.000makassarEthnologue
Seko Tengahsko2.500-Ethnologue
Seko Padangskx5.000Lodang, Hono' (Wono)Ethnologue
Panneipnc9.000Tapango, BuloEthnologue
Panasuanpsn800-Ethnologue
Mandarmdr200.000Majene, Balanipa (Napo-Tinambung), Malunda, Pamboang, Sendana (Cenrana, Tjendana)Ethnologue
Mamujumqx65.000Mamuju, Sumare-Rangas, Padang, SinyonyoiEthnologue
Mamasamqj106.000Mamasa utara, Mamasa tengah, Pattae' (Mamasa selatan, Patta' Binuang, Binuang, Tae', Binuang-Paki-Batetanga-Anteapi).Ethnologue
Malimpungmli5.000-Ethnologue
Makassarmak1.600.000Gowa (Goa, Lakiung), Turatea (Jeneponto), Maros-PangkepEthnologue
Maiwawmm50.000-Ethnologue
Lemolangley2.000-Ethnologue
Laiyololji800Lowa, LaiyoloEthnologue
Konjo Pesisirkjc125.000Konjo Pesisir (Ara, Bira), Tana Toa (Tana Towa, Konjo Hitam, Kajang), Bantaeng (Bonthain).Ethnologue
Konjo Pegunungankjk150.000-Ethnologue
Kalumpangkli12.000Karataun, Mablei, Mangki (E'da), Bone Hau (Ta'da)Ethnologue
Kalaokly500Laiyolo, WotuEthnologue
Enrekangptt50.000Enrekang, Ranga, Pattinjo (Letta-Batulappa-Kassa)Ethnologue
Durimvp95.000Cakke, KalosiEthnologue
Dakkadkk1.500-Ethnologue
Campalagiancml30.000Campalagian, BukuEthnologue
Bugisbug3.500.000Bone (Palakka, Dua Boccoe, Mare), Pangkep (Pangkajene), Camba, Sidrap (Sidenrang, Pinrang Utara, Alitta), Pasangkayu (Ugi Riawa), Sinjai (Enna, Palattae, Bulukumba), Soppeng (Kessi), Wajo, Barru (Pare-Pare, Nepo, Soppeng Riaja, Tompo, Tanete), Sawitto (Pinrang), Luwu (Luwu', Bua Ponrang, Wara, Malangke-Ussu).Ethnologue
Budong-Budongbdx70-Ethnologue
Boneratebna9.500Bonerate, KarumpaEthnologue
Bentongbnu25.000-Ethnologue
Aralle-Tabulahanatq12.000Aralle, Tabulahan, MambiEthnologue
Kepulauan Maluku
Ambon Timur:
Bahasa Alor
Bahasa Ambelan
Bahasa Aru
Bahasa Banda
Bahasa Belu
Bahasa Buru
Bahasa Geloli
Bahasa Goram
Bahasa Helo
Bahasa Kadang
Bahasa Kai
Bahasa Kaisar
Bahasa Kroe
Bahasa Lain
Bahasa Leti
Bahasa Pantar
Bahasa Roma
Bahasa Rote
Bahasa Solor
Bahasa Tanibar
Bahasa Tetun
Bahasa Timor
Bahasa Wetar

Halmahera Utara:

Bahasa Windesi
Bahasa Tidore
Bahasa Ternate

Sula Bacan:

Bahasa Bacan
Bahasa Sula
Bahasa Taliabo
Papua
Bahasa Lani
Bahasa Abinomn
Bahasa Abun
Bahasa Aghu
Bahasa Airoran
Bahasa Ambai
Bahasa Anasi
Bahasa Ansus
Bahasa Arandai
Bahasa Arguni
Bahasa As
Bahasa Asmat Pantai Kasuari
Bahasa Asmat Tengah
Bahasa Asmat Utara
Bahasa Asmat Yaosakor
Bahasa Atohwaim
Bahasa Auye
Bahasa Awbono
Bahasa Awera
Bahasa Awyi
Bahasa Awyu Asue
Bahasa Awyu Tengah
Bahasa Awyu Edera
Bahasa Awyu Jair
Bahasa Awyu Utara
Bahasa Awyu Selatan
Bahasa Bagusa
Bahasa Baham
Bahasa Barapasi
Bahasa Bauzi
Bahasa Bayono
Bahasa Bedoanas
Bahasa Beneraf
Bahasa Berik
Bahasa Betaf
Bahasa Biak
Bahasa Biga
Bahasa Biritai
Bahasa Bonggo
Bahasa Burate
Bahasa Burmeso
Bahasa Burumakok
Bahasa Buruwai
Bahasa Busami
Bahasa Citak
Bahasa Citak Tamnim
Bahasa Dabe
Bahasa Damal
Bahasa Dani Lembah Bawah
Bahasa Dani Lembah Tengah
Bahasa Dani Lembah Atas
Bahasa Dani Barat
Bahasa Dao
Bahasa Dem
Bahasa Demisa
Bahasa Dera
Bahasa Diebroud
Bahasa Dineor
Bahasa Diuwe
Bahasa Doutai
Bahasa Duriankere
Bahasa Dusner
Bahasa Duvle
Bahasa Edopi
Bahasa Eipomek
Bahasa Ekari
Bahasa Elseng 3
Bahasa Emem
Bahasa Eritai
Bahasa Erokwanas
Bahasa Fayu
Bahasa Fedan
Bahasa Foau
Bahasa Gresi
Bahasa Hatam
Bahasa Hupla
Bahasa Iau
Bahasa Iha
Bahasa Iha Pijin
Bahasa Irarutu
Bahasa Iresim
Bahasa Isirawa
Bahasa Itik
Bahasa Iwur
Bahasa Jofotek-Bromnya
Bahasa Kaburi
Bahasa Kais
Bahasa Kaiy
Bahasa Kalabra
Bahasa Kamberau
Bahasa Kamoro
Bahasa Kanum Bädi
Bahasa Kanum Ngkâlmpw
Bahasa Kanum Smärky
Bahasa Kanum Sota
Bahasa Kapauri
Bahasa Kaptiau
Bahasa Karas
Bahasa Karon Dori
Bahasa Kaure
Bahasa Kauwera
Bahasa Kawe
Bahasa Kayagar
Bahasa Kayupulau
Bahasa Kehu 5
Bahasa Keijar
Bahasa Kemberano
Bahasa Kembra
Bahasa Kemtuik
Bahasa Ketengban
Bahasa Ketum
Bahasa Kimaghima
Bahasa Kimki
Bahasa Kirikiri
Bahasa Kofei
Bahasa Kokoda
Bahasa Kombai
Bahasa Komyandaret
Bahasa Konda
Bahasa Koneraw
Bahasa Kopkaka
Bahasa Korowai
Bahasa Korupun-Sela
Bahasa Kosare
Bahasa Kowiai
Bahasa Kuri
Bahasa Kurudu
Bahasa Kwer
Bahasa Kwerba
Bahasa Kwerba Mamberamo
Bahasa Kwerisa
Bahasa Kwesten
Bahasa Kwinsu
Bahasa Legenyem
Bahasa Lepki 5
Bahasa Liki
Bahasa Maden
Bahasa Mai Brat
Bahasa Mairasi
Bahasa Maklew
Bahasa Melayu Papua
Bahasa Mamberamo
Bahasa Mander
Bahasa Mandobo Atas
Bahasa Mandobo Bawah
Bahasa Manem
Bahasa Manikion
Bahasa Mapia
Bahasa Marau
Bahasa Marind
Bahasa Marind Bian
Bahasa Masimasi
Bahasa Massep 3
Bahasa Matbat
Bahasa Mawes
Bahasa Ma'ya
Bahasa Mekwei
Bahasa Meoswar
Bahasa Mer
Bahasa Meyah
Bahasa Mlap
Bahasa Mo
Bahasa Moi
Bahasa Molof
Bahasa Mombum
Bahasa Momina
Bahasa Momuna
Bahasa Moni
Bahasa Mor
Bahasa Mor
Bahasa Morai
Bahasa Morori
Bahasa Moskona
Bahasa Mpur
Bahasa Munggui
Bahasa Murkim
Bahasa Muyu Utara
Bahasa Muyu Selatan
Bahasa Nafri
Bahasa Nakai
Bahasa Nacla
Bahasa Namla 5
Bahasa Narau
Bahasa Ndom
Bahasa Nduga
Bahasa Ngalum
Bahasa Nggem
Bahasa Nimboran
Bahasa Ninggerum
Bahasa Nipsan
Bahasa Nisa
Bahasa Obokuitai
Bahasa Onin
Bahasa Onin Pijin
Bahasa Ormu
Bahasa Orya
Bahasa Papasena
Bahasa Papuma
Bahasa Pom
Bahasa Puragi
Bahasa Rasawa
Bahasa Riantana
Bahasa Roon
Bahasa Samarokena
Bahasa Saponi
Bahasa Sauri
Bahasa Sause
Bahasa Saweru
Bahasa Sawi
Bahasa Seget
Bahasa Sekar
Bahasa Semimi
Bahasa Sempan
Bahasa Sentani
Bahasa Serui-Laut
Bahasa Sikaritai
Bahasa Silimo
Bahasa Skou
Bahasa Sobei
Bahasa Sowanda
Bahasa Sowari
Bahasa Suabo
Bahasa Sunum
Bahasa Tabla
Bahasa Taikat
Bahasa Tamagario
Bahasa Tanahmerah
Bahasa Tandia
Bahasa Tangko
Bahasa Tarpia
Bahasa Tause
Bahasa Tebi
Bahasa Tefaro
Bahasa Tehit
Bahasa Tobati
Bahasa Tofanma
Bahasa Towei
Bahasa Trimuris
Bahasa Tsaukambo
Bahasa Tunggare
Bahasa Una
Bahasa Uruangnirin
Bahasa Usku 5
Bahasa Viid
Bahasa Vitou
Bahasa Wabo
Bahasa Waigeo
Bahasa Walak
Bahasa Wambon
Bahasa Wandamen
Bahasa Wanggom
Bahasa Wano
Bahasa Warembori
Bahasa Wares
Bahasa Waris
Bahasa Waritai
Bahasa Warkay-Bipim
Bahasa Waropen
Bahasa Wauyai
Bahasa Woi
Bahasa Wolai
Bahasa Woria
Bahasa Yahadian
Bahasa Yale Kosarek
Bahasa Yali Angguruk
Bahasa Yali Ninia
Bahasa Yali Lembah
Bahasa Yaqay
Bahasa Yarsun
Bahasa Yaur
Bahasa Yawa
Bahasa Yei
Bahasa Yelmek
Bahasa Yeretuar
Bahasa Yetfa
Bahasa Yoke
Bahasa Zorop

Referensi
Sumber :
http://www.joshuaproject.net/assets/prayer-cards/id/PrayerCards-Country-MY-id.pdf
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_bahasa_di_Indonesia

Foto : Istimewa

Budaya Arab Ternyata Warisan dari Budaya Agama Kristen