Jakarta (PerpustakaanTanahImpian) - Abraham / Ibrahim adalah tokoh penting dalam Alkitab dan Al-Quran.
Abraham dalam pandangan agama Samawi mempunyai arti yang sangat penting, bagi agama Yahudi, Kristen dan Islam.
Abraham merupakan Bapak bagi ketiga agama tersebut, sekaligus mengindikasikan bahwa ketiganya berangkat dari akar pemikiran yang sama, yaitu monoteisme. Untuk itu Ibrahim disebut juga sebagai Bapak Monoteisme Dunia.
Jika Ibrahim dinobatkan sebagai Bapak Monoteisme Dunia mulai 1997 SM -1822 SM, orang-orang Nusantara sudah menganut Monoteisme sejak Awal Peradaban 10.481 SM
Sementara fitnah Animisme dan Dinamisme pada orang-orang Nusantara dapat Anda baca di Teori Labelling
Dari Pandangan Agama Yahudi
Agama Yahudi memandang Abraham sebagai salah satu leluhur mereka. Di dalam Kitab Suci Ibrani, Allah sering menyatakan diri-Nya sebagai "Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub".
Hal ini misalnya terjadi ketika Allah menyatakan diri kepada Musa di padang belantara di Midian:
"Lagi Ia berfirman: 'Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.' Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah." (Keluaran 3:6).
Dari Pandangan Agama Kristen
Menurut Alkitab, Abraham dipanggil Allah dari Mesopotamia ke negeri Kanaan, sekitar tahun 2000 SM.
Di sana ia mengadakan perjanjian: Abraham diminta mengakui bahwa Yahweh adalah Tuhan dan otoritas tertinggi satu-satunya dan universal, dan untuk itu Abraham akan diberkati dengan keturunan yang tak terhitung banyaknya.
Kehidupannya yang dikisahkan dalam Kitab Kejadian (pasal 11–25) dapat mencerminkan berbagai tradisi.
Bagi orang Kristen, Abraham adalah Bapak yang diimanni menjadi teladan bagi semua orang.
Surat Ibrani mengatakan demikian: "Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tuju. Karena iman, maka Abraham mengalami cobaan, untuk mempersembahkan Ishak. Ia yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal" (Ibrani 11:8, 17).
Dari Pandangan Agama Islam
Islam menganggap Ibrahim sebagai bapaknya orang-orang Mu'min, Ia adalah contoh ideal dari seorang yang disebut Mu'min.
Ini ditunjukkannya dengan penyerahan diri yang sempurna kepada Allah, dengan kesediaannya untuk menyembelih anak kesayangannya.
Dalam agama Islam (Al-Qur'an), Abraham disebut Ibrahim. Ia merupakan salah satu dari Lima Nabi Ulul Azmi, dengan dikisahkan, bahwa Ibrahim melakukan pencarian Tuhan yang panjang.
Ibrahim pernah menyembah Matahari, Bulan, dan Bintang, sebelum akhirnya menyembah Tuhan YME (Yang Maha Esa)
Ibrahim adalah penentang masyarakatnya yang pagan termasuk bapaknya Azar. Dalam Al-Qur'an disebutkan pula bahwa Ibrahim bukan seorang Yahudi atau Nasrani, tetapi ia adalah Muslim.
Garis Waktu Lima Nabi Ulul Azmi, dan atau yang memiliki Kitab
- Nuh (Ulul Azmi) - 3.993 SM s 3.043 Tahun SM
- Ibrahim (Ulul Azmi) - 1997 SM s 1822 SM
- Musa (Kitab Taurat - Ulul Azmi) - 1527 SM s 1407 SM
- Daud / David (Kitab Zabur) - 1040 SM s 970 SM
- Isa (Kitab Injil - Ulul Azmi) - 1 M s 32 M
- Muhammad (Kitab Al-Qur'an - Ulul Azmi) - 571 M s 632 M
Istri-istri Abraham
Karena Sarai tidak dapat mengandung, janji Tuhan bahwa keturunan Abraham akan mewarisi tanah perjanjian tampak seperti mustahil. Sarai, sesuai dengan kebiasaan saat itu, memberi hamba perempuannya yang bernama Hagar kepada Abram.
Istri Pertama (Sara / Sarai binti Paman Nabi Ibrahim As)
Saat Abraham berusia 100 tahun Sara melahirkan Ishak (Kejadian 21:5)
Sara wafat dalam usia 127 tahun, saat Ishak / Ishaq (Cikal bakal dari bangsa Yahudi) berusia 37 tahun dan belum menikah.
Untuk menguburkan Sara, Abraham membeli sebidang tanah ladang beserta suatu gua yang bernama gua Makhpela dari Efron bin Zohar, orang Het.
Abraham menguburkan Sara di dalam gua ladang Makhpela tersebut, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan.
Istri Kedua (Hagar / Hajar - putri bangsa Qibthi - Mesir - al-Qibthiyah al-Misriyah)
Ketika Hagar mengandung anak Abram, ia menjadi sombong dan merendahkan Sarai.
Menurut Kristen, Sarai mengusirnya ke padang gurun, dan Nabi Ibrahim meninggalkan mereka di Padang Gurun Paran (Timur Mesir) tersebut bersama bayi Ismail.
Menurut Islam, Hajar kemudian melahirkan Ismail. Ketika itu, Nabi Ibrahim meninggalkan mereka (Hajar dan Ismail) di Mekkah
Kemudian orang menambahkan namanya dengan nama Siti Hajar.
Kemudian orang menambahkan namanya dengan nama Siti Hajar.
Ismael lahir saat Abraham berumur 86 tahun.
Istri Ketiga (Ketura - Qanthura binti Yaqthan)
Siti keturah sebutan orang melayu, sementara di kitab disebut dengan qonturo binti yaqton.
Perempuan ini melahirkan Zimran (Zamran), Yoksan (Yaqsyan), Medan, Midian (Madyan), Isybak (Nasyaq) dan Suah (Saraj).
Yoksan memperanakkan Syeba dan Dedan.
Keturunan Dedan ialah orang Asyur, orang Letush dan orang Leum. Anak-anak Midian ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan Eldaa. Itulah semuanya keturunan Ketura.
Istri Keempat (Hajun binti Aminn)
Hajun melahirkan lima orang anak, yakni : Kisan (Kaisan), Sauraj, Amim (Umaim), Luthan, dan Nafis.
Dalam kitab al-Kamil karya Ibnul Atsir disebutkan Hajun binti Ahir.
Dari empat orang istri tersebut di atas itulah , Nabi Ibrahim As memiliki tiga belas keturunannya.
Konon ada dari salah satu istri Ibrahim yang memiliki Keturunan di Nusantara (Masih dalam penelitian Tanah Impiian)
Konon ada dari salah satu istri Ibrahim yang memiliki Keturunan di Nusantara (Masih dalam penelitian Tanah Impiian)
Pewaris Abram
Pandangan Adat Istiadat
Menurut adat istiadat pada waktu itu, yang terhitung sebagai anak adalah dari istri yang sah, dalam hal ini maka Ishak-lah yang paling berhak disebut sebagai ahli waris.
Pandangan Kristen
Dalam agama Kristen, Ishak adalah Pewaris Abram
Hagar dan Ismael kemudian diusir oleh Sarai untuk selamanya (Kejadian 21)
Dalam agama Kristen dan Yahudi disebutkan bahwa yang disebut keturunan Abraham adalah berasal dari Ishak (Kejadian 21:12)
Alkitab menyebutkan bahwa Ismael adalah anak yang dilahirkan dari budak yang bernama Hagar, yaitu wanita Mesir yang menjadi budak bagi keluarga Abraham -- pelayan bagi Sara.
Pandangan Islam
Dalam agama Islam, Ismael adalah Pewaris Abram
Hagar dijanjikan bahwa keturunannya akan menjadi sangat banyak, "sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya." Maka Hagar kembali dan anaknya Ismael adalah keturunan Abram yang pertama. (Ismail lahir saat Abraham berumur 86 tahun)
Warisan Abram
Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak
Kepada anak-anaknya yang lain, yang dilahirkan oleh gundik-gundiknya, ia menyuruh mereka untuk meninggalkan Ishak dan anaknya, untuk pergi ke sebelah timur, ke Tanah Timur.
Akhir Hayat
Abram meninggal pada usia 175 tahun, ia meninggal saat sudah tua dan rambutnya telah putih semua. Dan atas permintaannya, untuk dikumpulkan bersama dengan kaum leluhurnya.
Sehingga Ishak dan Ismael, menguburkan Abraham dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, bersama dengan Sara isterinya.
Berabad-abad kemudian makam ini menjadi tempat kunjungan agama dan umat Islam membangun Masjid Ibrahim di tempat ini.
Masa hidup
- Abraham berusia 75 tahun ketika berangkat dari Haran ke tanah Kanaan (Kejadian 12:4).
- Abraham berusia 85 tahun ketika Sara memberikan Hagar hambanya kepada Abraham supaya mendapat anak; waktu itu mereka sudah tinggal di Kanaan 10 tahun (Kejadian 16:3).
- Abram berusia 86 tahun ketika Hagar melahirkan Ismael baginya (Kejadian 16:16)
- Abraham berusia 99 tahun ketika disunat (Kejadian 17:17 dan 24).
- Abraham berusia 100 tahun ketika Sara melahirkan Ishak baginya (Kejadian 21:5).
- Abraham mati pada usia 175 tahun, saat Ishak berusia 75 tahun, Ismael 89 tahun (Kejadian 23:1), serta Esau dan Yakub berusia 15 tahun (Kejadian 25).
Abraham lebih tua dari
- Sara: 9 tahun (Kejadian 21:5)
- Ismael: 86 tahun (Kejadian 16, Kejadian 17)
- Ishak: 100 tahun (Kejadian 17, Kejadian 21)
Catatan Peristiwa
Orang Tua Ibrahim
Abraham bernama asli Abram, ia adalah anak Terah, berasal dari Ur-Kasdim.
Abram lahir ketika Terah berusia 130 tahun (mengingat Abram berusia 75 tahun ketika Terah wafat pada usia 205 tahun wafat di Haran).
Terah membawa Abram, dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan, sesampainya mereka ke Haran, dan menetap di sana.
Setelah Terah wafat pada usia 205, dan Abram berumur 75 tahun, berangkatlah Abram dari Haran, menuju ke Kanaan
Ujian iman Abraham
Beberapa waktu setelah kelahiran Ishak, Abraham diperintahkan Tuhan untuk mengorbankan Ishak di gunung Moria.
Sebelum Abraham sempat mematuhi hal ini, ia dicegah seorang malaikat dan ia mengorbankan seekor domba jantan.
Sebagai imbalan akan kepatuhannya ini ia menerima janji lain bahwa ia akan membuat keturunannya "sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut", dan bahwa mereka "akan menduduki kota-kota musuhnya."
Perjalanan Abraham
TUHAN memerintahkan Abram untuk pergi ke "negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu", dan berjanji untuk memberkatinya dan membuatnya bangsa yang besar.
Karena percaya akan janji-Nya ini, Abram pergi ke Sikhem, dan menerima janji baru bahwa negeri itu akan diberikan pada keturunannya.
Setelah membangun sebuah mezbah untuk memperingati perjanjian ini, ia pergi dan memasang kemah di antara Betel dan Ai, di mana ia membangun sebuah mezbah lagi dan "memanggil nama TUHAN".
Di sini Abram tinggal untuk beberapa waktu, sampai ketika ada perselisihan antara gembala-gembalanya, dengan gembala-gembala Lot.
Abram mengusulkan pada Lot bahwa mereka berpisah, dan mengijinkan keponakannya untuk memilih lebih dahulu.
Lot memilih tanah yang subur di sebelah timur sungai Yordan.
Sementara Abram, setelah menerima janji lagi dari TUHAN, pergi ke Mamre, dekat Hebron, dan mendirikan mezbah lagi bagi TUHAN.
Di Sodom
Dalam cerita mengenai Lot dan pemusnahan Sodom dan Gomora, Abram muncul dan memohon pada TUHAN untuk mengasihani Sodom.
Di saat itu, TUHAN mengatakan kepada Abram bahwa Ia akan turun dan melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh-kesah orang yang telah sampai kepada-Nya atau tidak.
Di Mesir
Karena kelaparan yang hebat, Abram dan keluarganya pergi ke Mesir (26:11, 41:57, 42:1), di mana ia takut bahwa kecantikan istrinya akan menawan hati orang-orang Mesir.
Karena itu ia berdusta bahwa Sarai adalah saudara perempuannya. Ini tidak menyelamatkannya dari Firaun, yang mengambilnya untuk harem pribadinya dan memberi Abram banyak ternak dan budak.
Tapi ketika TUHAN menimpakan tulah yang hebat pada Firaun, Abram dan Sarai meninggalkan Mesir.
Perjanjian Sunat
Nama Abraham diberikan pada Abram (dan Sara pada Sarai) pada waktu yang sama dengan perjanjian sunat (Kejadian 17), yang dipraktikkan dalam agama Yahudi dan Islam sampai hari ini.
Sekarang Abraham dijanjikan bukan saja keturunan yang banyak, melainkan juga bahwa keturunan ini akan berasal dari Sara, dan juga bahwa negeri di mana ia tinggal akan menjadi milik keturunannya.
Perjanjian ini dipenuhi lewat Ishak, walaupun Tuhan berjanji bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang besar pula.
Perjanjian sunat (tidak seperti janji-janji lainnya) memiliki dua sisi dan bersyarat: bila Abraham dan keturunannya memenuhi janji mereka, TUHAN akan menjadi Tuhan mereka dan memberi mereka negeri tersebut.
Catatan :
Yakub - Yuda / Yehuda - Peres / Perez son of Yuda - Hezron - Ram - Aminadab - Nahason / Nahshon - Salmon / Salma - Boas - Obed - Isai - Daud / David - ---- Yesus Kristus
Yakub, kemudian namanya diganti menjadi Israel adalah kakek moyang ke-3 bangsa Israel seperti yang dicatat di dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Anak dari Ishak dan Ribka; cucu dari Abraham dan Sara.
Hebron ke Mekah + 1400 km
Kitab Taurat Nabi Musa (1527 SM s 1407 SM) + 2000 tahun lebih dahulu dari Al-Quran Nabi Muhammad (571 M s 632 M), menjelaskan bahwa Ibrahim tidak pernah pergi ke Arab.
Allah memerintahkannya untuk pergi dari negerinya, Ur Kasdim (di Irak) menuju ke tanah Kanaan (di Israel/Palestina).
Ia tinggal di kota Bersyeba hingga wafat, tetapi dikuburkan di gua Makhpela di kota Hebron (di Israel/Palestina).
Jarak kota Hebron dengan Mekah sekitar 1400 km, (Taurat, Kitab Kejadian 22).
Ismail juga tidak pernah pergi ke tanah Arab. Setelah Ibrahim mengusirnya, “Maka pergilah Hagar mengembara di Bersyeba” (Taurat, Kitab Kejadian 21:14).
Sementara Ismail tinggal di padang gurun Paran (Timur Mesir), dan ibunya mengambil seorang istri untuk Ismail dari tanah Mesir (Taurat, Kitab Kejadian 21:21).
Dirangkum oleh Erwin Wildan
Sumber Literasi :
Foto : Istimewa