Jakarta (PerpustakaanTanahImpian) - Arti kosa kata Jawa (menurut pengertian Jawa Kuno) adalah seluruh Etnis Nusantara atau Benua Atlantis. Setelah adanya banjir besar, benua ini pecah menjadi 17.000 pulau (Dengan 750 Bahasa) yang kini disebut Indonesia, dengan penduduk dari etnis yang masih tersisa atau yang pada saat terjadi banjir besar dapat selamat untuk tetap hidup di bumi Nusantara ini.
Baca juga : Hubungan Antara Jawa dan Israel
Baca juga : Hubungan Antara Jawa dan Israel
Sementara, suku-suku yang berkembang di Nusantara (Manusia Nusantara) menjadi cikal bakal bangsa-bangsa lain di dunia, yakni antara lain: bangsa India, Cina, Jepang, Eropa, Israel, Arab, dlsb (Baca juga : Nabi Nuh yang dinyatakan dalam Al Quran ayat QS 11.44 dari Gunung Gede Jawa Barat)
Dalam bahasa Jawi Kuno, makna kata Jawa adalah “Berbudi Luhur”, maka tidak mengherankan kalau dalam percakapan sehari-hari, apabila seseorang dikatakan : “nggak nJawani” berarti orang tersebut “tidak punya Budi Pekerti yang Luhur”.
Dari Mitologi Jawa Kuno, bahwa kalangan Guru Hindu dan Guru Budha belajar “Kejawen” dari Guru Janabadra. “Agama Nusantara – Kejawen (Baca juga : Waspada Terhadap Labelling Pihak Asing), yang sebenarnya sudah eksis pada 10.841 Tahun Sebelum Masehi”
(Baca juga : makna Agama Lokal).
(Baca juga : makna Agama Lokal).
Dalam buku kisah perjalanan Guru Hindu dan Guru Budha pun, mereka menyatakan, bahwa mereka belajar “Kejawen” dari Guru Janabadra, lalu mereka mengembangkan “Kejawen” ini dengan nama sendiri, yakni dengan nama “Agama Hindu”, dan “Agama Budha”.
Sebenarnya “Kejawen” adalah “Agama” suku-suku di Nusantara”, yang mana nilai-nilai tersebut sama persis seperti apa yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim AS (1.997 Tahun Sebelum Masehi) yang disebut dalam Alqur’an (Tahun 651 Masehi) “Millatu Ibrahim”. Sementara Kejawen yang sudah mengenal Ghusti Allah terlebih dahulu (JID - 10.481 Tahun Sebelum Masehi) lahir lebih dahulu dari Ibrahim AS.
Sumber : Dari Berbagai Sumber
Foto : Istimewa