Jendela Nusantara

Sabdo Palon & Naya Genggong Nagih Janji

Seputar Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa "Penculikan" Rengasdengklok
Literasi Utama
Jakarta (PerpustakaanTanahImpian) – Sore 15 Agustus 1945, suasana Jakarta diliputi ketidakpastian. Kabar mengenai menyerahnya Jepang, yang sudah tersebar diantara para kelompok pemuda anti-Jepang. Tetapi belum ada konfirmasi resmi dari otoritas Jepang di Jakarta. Sementara radio resmi Jepang pun berhenti siaran sejak tanggal 14 Agustus.

Atas latar belakang ituilah para aktivis muda di Jakarta, yakin bahwa Jepang sudah menyerah. Golongan muda pun mengadakan perundingan terlebih dahulu, di salah satu lembaga bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta,

Dalam perundingan tersebut diputuskan, agar pelaksanaan kemerdekaan harus terlepas dari segala ikatan, dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang yang direncanakan jatuh pada tanggal 17 September 1945.

Sementara, Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia direncanakan oleh para pemuda akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Kamis, 16 Agustus 1945 di Rengasdengklok, di rumah Djiaw Kie Siong.

Jadilah, pada subuh hari tanggal 16 Agustus 1945, Sukarno dan Hatta dibawa / diculik ke Rengasdengklok.

Naskah teks proklamasi sudah ditulis di rumah itu (rumah Djiaw Kie Siong), Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang Rengasdengklok mulai hari Rabu tanggal 15 Agustus, karena mereka yakin esok hari Indonesia akan merdeka.

Untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia  (yang direncanakan Jepang jatuh pada tanggal 17 September 1945), sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.

Melalui negosiasi yang alot, akhirnya diperoleh kesepakatan, dan memutuskan sebuah persetujuan, yang dinamakan "Persetujuan Rengas Dengklok". Dimana Sukarno-Hatta berjanji akan turut dan sedia menanda tangani proklamasi kemerdekaan rakyat, tetapi dengan syarat harus di tanda tangani di Jakarta.

Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur, dan pada tanggal 16 tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.

Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang dipinjam dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.

Info Penting

  • 14 Agustus 1945, Radio resmi Jepang berhenti siaran
  • 15 Agustus 1945, Kabar menyerahnya Jepang, tetapi belum ada konfirmasi resmi dari otoritas Jepang di Jakarta
  • 16 Agustus 1945, Pembacaan Proklamasi Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno-Hatta di Rengasdengklok, di rumah Djiaw Kie Siong, yang direncanakan oleh golongan muda
  • 17 September 1945, Tanggal kemerdekaan Indonesia janji dari Jepang
Literasi Utama

Sumber : Berbagai Sumber
Foto : Istimewa

Budaya Arab Ternyata Warisan dari Budaya Agama Kristen