Literasi Utama
Pekanbaru (PerpustakaanTanahImpian) - Dalam sejumlah literatur dituliskan, bahwa migrasi orang Minang ke Semenanjung Malaka dilakukan dalam beberapa dekade. Awalnya dimulai tahun 1300-an.
Dimana banyak keluarga Minang yang berpindah ke pesisir Timur Sumatera, hingga ke Negeri Sembilan, Malaysia. Bersamaan dengan gelombang migrasi ke arah timur, juga terjadi perpindahan masyarakat Minang ke pesisir barat Sumatera.
Pekanbaru (PerpustakaanTanahImpian) - Dalam sejumlah literatur dituliskan, bahwa migrasi orang Minang ke Semenanjung Malaka dilakukan dalam beberapa dekade. Awalnya dimulai tahun 1300-an.
Dimana banyak keluarga Minang yang berpindah ke pesisir Timur Sumatera, hingga ke Negeri Sembilan, Malaysia. Bersamaan dengan gelombang migrasi ke arah timur, juga terjadi perpindahan masyarakat Minang ke pesisir barat Sumatera.
Kondisi ini terus meningkat setelah Malaka menjadi pusat politik dan ekonomi saat abad ke-15.
Ruy de Brito, seorang penulis asal Portugis, dalam bukunya menuliskan, bahwa pada tahun 1.512 s/d 1.514, berlangsung migrasi besar-besaran. Hal ini dikarenakan, Malaka saat pada itu merupakan gerbang utama menuju Semenanjung Malaya (Malaysia saat ini). Orang Minang yang migrasi ini, mayoritas mendiami Negeri Sembilan, dan Johor Baru. Secara turun termurun, merekapun membawa budaya asal, mulai dari budaya, hingga kuliner.
Jalannya waktu membuktikan, bahwa migrasi orang-orang Minangkabau ke Negeri Sembilan adalah fakta sejarah. Bahkan sejumlah literatur menuliskan, bahwa Kerajaan Pagaruyuang pernah mengirimkan raja untuk bertahta di Negeri Sembilan. Hal ini lebih dikarenakan, oleh orang-orang Minang di Negeri Sembilan hanya akan tunduk kepada Raja yang berdarah Minang. Karena pada saat itu terjadi kekacauan dalam memilih siapa pemimpin di dalam masyarakat Minang di Negeri Sembilan, maka dimintakanlah Raja dari Pagaruyuang untuk bertahta di Negeri Sembilan.
Migrasi pada abad 19, lebih dikarenakan oleh persoalan politik dan ekonomi, yang pada saat itu didominasi oleh kalangan Paderi. Saat itu, Orang Minang yang migrasi, mencoba untuk membangun suku-suku baru di Negeri Sembilan, dan menamakannya sesuai dengan nama-nama nagari (Pemerintahan Terendah di Sumbar), seperti yang ada di Sumbar saat ini.
Hal ini terbukti, bahwa sistem nagari tersebut, dapat ditemukan di Negeri Sembilan. Bahkan semua nagari yang ada di Sumbar ada di Negeri Sembilan.
Dari sensus tahun 2.000 M, diperkirakan di Negeri Sembilan, Malaysia: ada 450.000.Orang Minang.
Literasi Utama
Sumber :dari berbagai sumber
Literasi Utama
Sumber :dari berbagai sumber
Foto : Istimewa